PATI-Institut Pesantren Mathali’ul Falah (IPMAFA) Pati menggelar Stadium General atau kuliah umum pada Sabtu (21/9) pagi. Kegiatan yang digelar di Aula lantai dua itu mengangkat tema Diversity in Unity; Membentuk Identitas Kolektif Mahasiswa Berdasarkan Nilai-nilai Pesantren.
Hadir sebagai narasumber Sosiolog dan pakar Toleransi Beragama, Dr. Tedi Kholiludin. Kegiatan itu dimoderatori oleh M. Sofyan Alnashr, dosen IPMAFA dan pengurus LTN NU Pati.
Hadir dalam acara tersebut Wakil Rektor 1 dan 2 IPMAFA, Para Dekan dan dosen di lingkungan IPMAFA, serta mahasiswa baru angkatan 2019. Wakil Rektor 1, Dr. A. Dimyati, M.Ag menyampaikan sambutan mewakili Rektor IPMAFA, KH. Abdul Ghaffar Rozien, M.Ed yang berhalangan hadir.
Dalam sambutannya, Dr. Dimyati mengawali dengan menceritakan pergerakan mahasiswa sebelum era reformasi. Dulu, lanjutnya, mahasiswa menjadi aktif karena memiliki common enemy atau musuh bersama, yakni tirani sistem politik, pemerintah yang otoriter.
“Sehingga mahasiswa memiliki semangat untuk berjuang dan berkembang,” katanya.
Dirinya mengingatkan untuk tidak terjebak pada romantisme masa lalu. Tetapi siap menatap masa depan sesuai zaman dengan tetap memiliki pondasi yang kuat, yakni nilai-nilai pesantren.
Dr. Tedi Kholiludin selaku narasumber menyampaikan beberapa tantangan yang dihadapi mahasiswa saat ini. Perkembangan teknologi, masalah ekologi, dan rendahnya literasi merupakan kenyataan yang dihadapi Indonesia sekarang.
“Santri bisa mengambil peran dalam mengatasi hal tersebut,” urainya.
Selain itu, lanjut Tedy, juga dapat menggunakan budaya populer dari generasi Z untuk mendakwahkan nilai-nilai Islam yang moderat.
Wakil Sekretaris PWNU Jawa Tengah ini optimistis dengan tradisi dan nilai pesantren yang dimiliki IPMAFA mampu membawa perubahan ke arah yang lebih baik. Terutama dalam menyikapi pluralitas bangsa ini.
Aktivis yang banyak melakukan advokasi terhadap minoritas ini mengingatkan mahasiswa IPMAFA memiliki tiga tanggung jawab. Tanggung jawab sosial dan moral inilah yang patut diperhatikan karena selain sebagai perguruan tinggi, IPMAFA juga dibangun dengan basis nilai-nilai pesantren.
“Setidaknya mahasiswa memiliki tanggung jawab akademis, sosial, dan moral,” jelasnya.(redaksi)