Pada hakikatnya karakteristik peserta didik SD khususnya peserta didik kelas tinggi dalam hal pemahaman terhadap pembelajaran IPA, seharusnya sudah matang. Dalam penerapannya hal – hal tersebut sangat sulit dicapai. Bahkan hasil ulangan membuktikan bahwa nilai yang didapat peserta didik 53% rendah dan 47% di atas rata – rata. Padahal pembelajaran IPA merupakan salah satu dari empat pelajaran pokok yang diujikan dalam ujian nasional.
Tujuan dari penelitian ini yaitu mendeskripsikan penerapan metode demonstrasi untuk meningkatkan hasil belajar IPA materi perubahan wujud benda pada peserta didik kelas IV SD Negeri Kenanti Kecamatan Dukuhseti Kabupaten Pati. Peningkatan hasil belajar IPA materi perubahan wujud benda menggunakan metode demontrasi. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Kenanti Kecamatan Dukuhseti Kabupaten Pati.
Metode demonstrasi merupakan cara menyajikan bahan pelajaran dengan mempertunjukan secara langsung objeknya, atau cara melakukan sesuatu atau mempertunjukan prosesnya (Moedjiono, 1993). Demonstrasi bukan hanya dapat digunakan untuk menunjukan sesuatu yang bersifat mempertontonkan atau memberitahu saja, melainkan juga dapat berupa eksperimen. (Kasmari, 2004).
Sund dan Trowbridge (1973) dalam Moedjiono (1993) menegemukakan bahwa penggunaan metode demonstrasi hanya dibenarkan bila : pembiayaan lebih murah, kurang peralatan, penggunaan waktu cukup pendek, kurangnya resiko dari bahan – bahan yang membahayakan.
Pendidikan IPA menekankan pada pemberian pengalaman langsung dari kegiatan praktis, sehingga pelajaran IPA belum lengkap kalau hanya terbatas pada konsep saja tanpa adanya penerepan dalam kehidupan sehari – hari (Anonim, 2003b). Pada Penelitian ini menggunakan tahapan – tahapan yang ditempuh dalam siklus yaitun: perencanaan, Tindakan, observasi , dan refleksi. Pada penelitian ini menggunakan siklus I dan siklus II sehingga tuntas mencapai kriteria ketuntasan maksimal.
Pada siklus I, peserta didik memperoleh rata – rata skor dalam pre – test pembelajara IPA materi perubahan wujud benda sebesar 74,00 yang berarti kemampuan menulis deskripsi peserta didik meningkat sebesar 3,36 atau 5,22 % dari skor rata – rata pre-test yang sebesar 70,64. Pendalaman materi pembelajara IPA materi perubahan wujud benda peserta didik juga mengalami peningkatan sebesar 4,46 atau 6,64% pada siklus II, terhitung dari 74,00 menjadi 79,46.
Dari hasil analisis data observasi menunjukan bahwa metode demonstrasi dalam pembelajaran IPA sangat efektif, sehingga dapat diperoleh prosentase kenaikan tingkat keberhasilan 5,22% pada siklus I dan 6,64% pada siklus II. Bedasarkan perolehan skor tersebut, dapat disimpulkan bahwa mulai dari awal sebelum tindakan (pre-test) hingga akhir siklus II skor keterampilan menulis deskripsi peserta didik telah mengalami peningkatan sebesar 8,82 atau sebesar 12,48 %.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa penerapan metode demonstrasi pada kelas IV di SD Negeri Kenanti Kecamatan Dukuhseti Kabupaten Pati, dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik pada pembelajaran IPA. Kurangnya minat peserta didik selama proses tindakan dan kurangnya sarana prasarana pembelajaran seperti buku – buku , LCD proyektor, spidol, dan lain sebagainya menjadi penghambat utama penelitian
Berdasarkan penelitian di SD Negeri Kenanti Guru diharapkan lebih aktif dan pandai memilih metode pembelajaran, mampu mengkoordinir dan mengefektifkan alat – alat sebagai media pembelajaran, selain itu guru diharapkan dapat mengarahkan cara berfikir peserta didik, merangsang mereka untuk berfikir kritis, analitis dan sintesis sehingga peserta didik mampu menerapkan hasil pembelajaran dalam kehidupan sehari -sehari.(*)