SEMARANG-Ribuan mahasiswa dari berbagai universitas turun ke jalan menuntut sejumlah hal, termasuk menolak pelemahan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Dengan semangat yang menggebu membawa poster berisi tulisan tuntutannya, mereka juga dengan lantang berorasi.
Namun ada-ada saja yang menarik untuk bisa dibahas. Tidak hanya terkait esensi tuntutan mereka saja, melainkan potret saat mereka beraksi dan tulisan pada poster yang dibawa juga tak luput dibahas.
Uniknya, akun resmi instagram miliki Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan ikut berkomentar. Di akun instagaram kemdikbud.ri juga membahas isi tuntutan di poster yang peserta demo bawa.
Diantaranya ada poster bertuliskan “Entah apa yang merasukimu, hingga kau tega menghianatiku”. Di sana kata “menghianatiku” dibenarkan dengan kata “mengkhianatiku. Selain itu, ada lagi di poster bertuliskan kata “disini” yang dikoreksi dengan kata “di sini”.
Postingan pada hari Rabu (25/09/2019) itu pun menuai tanggapan dari warganet. Salah satunua dari akun @yudikurniawan21. Ia menyebut kalau akun kemendikbud ri pintar mengoreksi tulisan. Namun sayang ia mempertanyakan kenapa tak mengoreksi pemerintah dan DPR.
“Salah tulisan jago, berani koreksi. Giliran DPR-pemerintah kok ga ada koreksi min??,” sebut akin @yudikurniawan21.
Komentar tersebut langsung ditanggapi akun kemdikbud.ri. Akun tersebut mengatakan bahwa postingan tersebut substansinya edukasi bahasa. Apalagi nama kementeriannya pendidikan dan kebudayaan. Sedangkan bahasa bagian dari keduanya.” ….di Kemendikbud juga ada unit kerja bernama Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan. Apakah sudah cukup jelas, kak? salam literasi,” sebut akun tersebut.(redaksi)