SLEMAN – Pendidikan di era digital telah mengubah aktivitas pembelajaran yang konvensional menjadi lebih modern dan praktis dengan menggunakan teknologi. Meski begitu, kemajuan ini menjadi tantangan tersendiri bagi tenaga pendidik.
Guru dituntut untuk dapat mengajar generasi digital native yang lebih familiar dengan teknologi digital dengan menggunakan jaringan internet dan teknologi digital. Untuk menanamkan digitalisasi kepada siswa , guru harus mempunyai sejumlah keterampilan tertentu, di antaranya pemahaman kecakapan digital dan literasi digital.
Peneliti UGM Sabinus Bora Hangawuwali mengatakan, dalam ruang digital pengguna akan berinteraksi dan berkomunikasi dengan berbagai kultur yang berbeda. Untuk itu perlu adanya sikap yang dimiliki pengguna digital, seperti selalu mengingat keberadaan orang lain saat mengakses ruang digital, kemudian berpikir sebelum memberikan komentar dari suatu postingan atau konten, dan selalu memakai bahasa yang sopan.
”Kemudian, yang tidak kalah penting adalah menghormati privasi online,” kata Bora dalam webinar literasi digital dengan tema ”Keterampilan Digital yang Wajib Dikuasai oleh Guru dan Murid di Era Digital” yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) bagi warga Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Rabu (25/8/2021).
Bora mengatakan, anak juga perlu dikenalkan dengan etika ketika mengakses dunia digital. Dalam hal ini, peran serta dari orangtua sangat dibutuhkan. Misalnya, dengan meminta anak tidak memprivasikan akun media sosialnya agar bisa selalu dikontrol. Lalu mengajari etika komunikasi di dunia digital, dan eksploitasi minat serta bakatnya menggunakan informasi yang ada.
Narasumber lainnya, Dosen STIE YKP Yogyakarta, Aditya Hera Nurmoko mengatakan guru perlu adanya literasi baru dalam menghadapi era revolusi industry 4.0 saat ini. Salah satunya yakni literasi teknologi berupa memahami kerja aplikasi teknologi.
Adapun digital skill atau kemampuan digital yang perlu dimiliki oleh guru yakni pengetahuan dasar mengenai lanskap digital internet dan dunia maya, mengenal mesin pencarian informasi, maupun cara penggunaannya. ”Dalam sistem pendidikan digital guru harus mampu menggunakan teknologi untuk mengajar, mengevaluasi pembelajaran secara kritis, dan mengatur serta mengembangkan lingkungan pembelajaran online,” kata Aditya di hadapan lebih dari 900 partisipan webinar.
Sedangkan untuk keterampilan umum yang wajib dikuasai guru, lanjut Aditya, yaitu mampu merancang perangkat pembelajaran, mengoperasikan laptop atau komputer, maupun mengakses data secara online untuk bahan ajar. ”Mengakses data melalui online dapat melalui Google, blogger, hingga website pembelajaran dari dinas pendidikan atau kementerian pendidikan,” ujarnya.
Aditya mengatakan, guru juga harus mempunyai skill untuk mengolah data yang didapatkan dari internet, serta memilahnya apakah termasuk hoaks atau bukan. Sedangkan untuk keterampilan digital yang wajib dikuasai oleh murid, di antaranya guru harus mampu mengikuti perkembangan teknologi. ”Guru bisa mengarahkan murid menonton video turorial pembelajaran pada youtube, Google Meet, hingga Zoom,” katanya.
Aditya menambahkan, guru dengan memakai metode pembelajarannya juga bisa mendorong murid menemukan pengetahuan sendiri atau secara mandiri. ”Guru juga bisa merangsang kemampuan menjalin hubungan sosial dan berkomunikasi bagi muridnya,” ucapnya.
Webinar yang dipandu oleh moderator Thommy Rumahorbo itu juga menampilkan narasumber Adhi Wibowo (Praktisi Pendidikan), Selfi Budi Helpiastuti (Dosen FISIP Unversitas Jember), dan kreator konten Anda Denayu selaku key opinion leader. (*)