SEMARANG– Ribuan warga Kota Semarang dilaporkan mengalami gangguan pernafasan akibat musim kemarau yang tak kunjung berakhir. Selama puncak kemarau Agustus 2019, terdapat 3.053 penderita Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) tersebar di 16 kecamatan.
“ISPA yang muncul biasanya dialami oleh para lansia dan anak-anak,” kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Semarang, Muhammad Abdul Hakam kemarin.
Ia menjelaskan, efek dari kemarau panjang ini membuat cuaca sangat panas disertai udara berdebu. Kondisi tersebut, membuat masyarakat dengan mudah terpapar udara kering sehingga menyebabkan gangguan pernapasan.
“Gejalanya bisa dimulai dari sakit tenggorokan, pilek pada anak maupun batuk-batuk yang tak kunjung reda. Kalau pada anak-anak, selain pilek, lalu demam, maka perlu diperiksakan ke dokter atau puskesmas terdekat,” ujarnya.
Di Semarang, tambahnya angka penderita ISPA saat ini menduduki urutan pertama. Kemudian berturut-turut disusul angka penularan sakit tenggorokan dan dehidrasi.
“Tapi ISPA ini sejak Januari sampai sekarang, kita menemukan ada ribuan kasus. Tapi harus dipilah-pilah juga, dan kita belum dapat rinciannya. Kasus lainnya karena dehidrasi,” ujarnya.
“Maka kita sarankan kepada masyarakat untuk mengurangi aktivitas fisik di siang hari. Lebih baik menjalankan aktivitas fisik pagi atau sore. Sehingga bisa mengurangi potensi dehidrasi,” tambahnya.(redaksi)