PURBALINGGA – Ruang digital menjadi tempat yang kian familiar dalam kehidupan. Meskipun belum sempurna, namun pemerintah dan berbagai pemangku kepentingan berupaya dapat mengenalkan teknologi informasi dan komunikasi kepada masyarakat secara lebih luas. Ini antara lain yang dilakukan oleh Dinas Kearsipan dan Perpustakaan (Dinarspus) Kabupaten Purbalingga dalam memberikan kepada masyarakat literasi digital menggunakan sarana teknologi.
Dalam webinar bertema “Ruang Digital sebagai Wahana Peningkatan Literasi Digital” yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Kepala Dinarspus Kabupaten Purbalingga Jiah Palupi Twihantarti menjelaskan, kondisi pandemi Covid-19 telah mengubah aktivitas pustakawan dalam memberikan layanan kepada para pemustaka. Pasalnya, layanan on-site telah ditutup untuk menghindari penyebaran virus corona.
Perpustakaan menjadi salah satu tempat yang menyediakan berbagai sumber untuk meningkatkan literasi. Selain layanan pinjam buku, Dinarspus Purbalingga telah berinovasi menggunakan teknologi dalam mengenalkan literasi kepada masyarakat.
“Ada layanan audio-visual untuk memberikan pemahaman terkait bijak bermedia. Ada juga layanan multimedia yang dikenalkan kepada pemustaka kecil dan mendampinginya mengenal teknologi internet dan penggunaan alat elektronik untuk mencari informasi bacaan,” jelas Jiah Palupi.
Namun, menurutnya, kegiatan literasi perlu didukung melalui kebijakan daerah untuk penyelenggaraan perpustakaan dan implementasi programnya. Peningkatan literasi juga bisa dihadirkan dari inisiatif masyarakat untuk mengembangkan rumah baca.
“Yang tak kalah penting adalah sosialisasi dan koordinasi program literasi. Salah satunya melalui publikasi pelaksanaan program literasi, kerja sama atau kolaborasi dengan instansi terkait, serta memberikan penghargaan bagi yang berprestasi di bidang literasi,” ungkap Jiah Palupi.
Pengenalan literasi juga disampaikan oleh pengelola Limbah Pustaka, Roro Hendarti. Ia dan perpustakaan kecilnya berupaya mengenalkan dan meningkatkan literasi masyarakat desa. Dalam kondisi pandemi Covid-19 pun pihaknya memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk dapat menikmati layanan internet gratis guna mendukung kegiatan pembelajaran daring siswa dan mahasiswa.
Melalui berbagai programnya, Limbah Pustaka mencoba menjangkau seluruh lapisan masyarakat dengan memberikan berbagai pelatihan. Di antaranya pemasaran daring, fotografi, dan pembuatan website UMKM.
“Pelaksanaan literasi di Limbah Pustaka terhambat beberapa kendala. Salah satunya, kebiasaan baru yang membuat anak cenderung bermain game online saat memanfaatkan fasilitas internet gratis. Timbul perilaku tidak jujur, tidak peduli orang lain atau lingkungan di sekitarnya,” ujar Roro Hendarti.
Namun, Roro menambahkan, kendala tersebut dapat dikendalikan dengan adanya aturan tata tertib. Pihaknya juga menyosialisasikan kepada masyarakat bahwa penggunaan gawai oleh anak perlu pendampingan dan pengawasan orangtua, serta menyosialisasikan penggunaan media sosial secara bijak.
“Budaya unggah-ungguh (sopan santun) akan tetap dibawa ketika di ruang digital, dan itu berawal dari rumah. Oleh sebab itu, pengawasan dan pendampingan orangtua penting untuk meningkatkan literasi anak,” lanjutnya.
Kegiatan yang dimoderatori oleh Rara Tanjung (entertainer) ini juga diisi narasumber lain: staf pengajar Universitas Atma Jaya Yogyakarta Mario Antonius Birowo, CEO Opal Communications Kokok Herdianto Dirgantoro, serta kreator konten Decky Tri sebagai key opinion leader dalam diskusi. (*)