PATI – Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagperin) Kabupaten Pati melalui Kepala Seksi Ekspor Impor Sukardi optimistis jika tahun ini nilai ekspor di Bumi Mina Tani semakin meningkat. Pasalnya, pada tahun 2018 lalu, nilai ekspor mencapai Rp 685 Miliar. Nilai tersebut memang sangat tinggi dibandingkan dengan nilai Impor yang hanya berkisar Rp 211 Miliar.
”Di Kabupeten Pati kami dengar banayk investasi yang masuk. Sepertinya membidik pangsa pasar ekspor. Kemungkinan besar jumlah perusahaan jumlahnya juga akan naik. Cuma kami belum tahu dari sisi nilainya naik apa turun, karena melihat kondisi 2017-2018 terjadi penurunan sekitar 16 persen. Semuanya lebih dipengaruhi oleh menurunnya kinerja ekspor PT Dua Putra Utama Makmur,” jelasnya saat ditemui di ruang kerjanya kemarin.
Sukardi menilai, jika dibandingakan dengan impor pada 2018 yang ahanya mencapai Rp 211 M dibanding ekspor yang mencapai Rp 685 M, keadaan ini dinilainya ini cukup bagus. Cuma rata-rata importir tidak mau laporan, mereka langsung ke kementerian perdagangan.
Sukardi menambahkan, jika banyak sekali produk-produjk asli Pati yang diekspor melalui perusahaan luar kota, sehingga tidak tercatat nilai ekspornya. Ia menyebut, produk itu seperti halnya arang batok klapa dan kapok randu.
“Kalau ekspor sendiri kebanyakan bergerak dibidang perikanan dan furniture. Hampir semua furniture masuk ke Eropo. Seperti di Belgia, Inggris, dan Swedia. Sedangkan untuk ikan rata-rata ke wilayah Asia Timur, seperti Jepang dan Taiwan. Sedangkan untuk kacang sendiri, ke China dan sejumlah negara Asean,” imbuhnya.
Sementara itu, Sukardi menyebut jika pihaknya sampai saat ini belum bisa menyajikan laporan untuk tahun 2019. Hal itu karena data yang masuk belum lengkap. Tetapi ia optimis jika nilai ekspor yang didapatkan akan terus meningkat. (redaksi)