BANTUL – Pandemi Covid-19 telah membatasi ruang gerak & ekspresi kita. Selama itu pula, ruang gerak & ekspresi hanya terbatas di rumah dan dilakukan melalui media sosial.
“Ruang digital menjadi ruang alternatif untuk interaksi manusia. Pandemi Covid-19, yang memaksa manusia untuk membatasi ruang gerak, telah membuat pemanfaatan ruang digital lebih meningkat,” ujar Dr. Anis Mashduqi, dosen UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, selaku narasumber dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital pada 03 Agustus 2021 untuk masyarakat kota Bantul.
Pada peserta webinar, Anis Mashduqi juga mengatakan bahwa fasilitas dalam ruang-ruang digital telah berkembang sangat cepat seiring perkembangan mutakhir teknologi, yaitu media sosial, Big Data, dan Artificial Intelligence.
Oleh sebab itu, ia mengajak untuk membangun mindset digital dan merespon perkembangan yang ada. Anis Mashduqi menjelaskan, ada 5 sikap ideal yang harus dibangun, yakni: menjadi yang terdepan dalam kreatifitas, memaksimalkan berbagai potensi yang dimiliki, berkolaborasi dengan banyak pihak, mengembangkan strategi individu, dan membangun filosofi kepemimpinan.
Anis Mashduqi menjelaskan tentang bagaimana ide kreatif-produktif bisa diperoleh. “Ide lahir dari prinsip 4I, yaitu inspiration, immersion, isolation, dan iteration,” ujarnya.
Kemampuan mengukur dan mengevaluasi ide juga berperan dalam upaya kreatifitas. Dengan pendekatan model berbasis agen, ada 4 prinsip dasar, yaitu kemampuan mendesain logika, kejelasan dalam membuat parameter, ketajaman melakukan analisis atas output, dan kejelian mempertimbangkan dampak.
Logika kreatif-produktif juga diperlukan, dan ada beberapa hal yang harus diperhatikan, seperti membuat definisi yang jelas dan pemahaman atas kondisi dan situasi manusia dalam kecenderungannya berinteraksi dengan teknologi digital. Selain itu, kolaborasi adalah hal yang tak terpisahkan dalam proses kreatif-produktif.
“Terbangunnya kesepahaman dan komunikasi yang hangat diperlukan dalam kolaborasi,” ujarnya.
Narasumber lain, Ari Ujianto, seorang penggiat advokasi sosial, menekankan tentang perihal literasi digital dan pentingnya keamanan perangkat digital. Ari Ujianto mengatakan bahwa pandemi Covid-19 adalah momentum dalam mempercepat literasi digital. Kebijakan pembatasan sosial adalah alasannya.
“Dalam situasi pandemi, hampir semua kegiatan dilakukan secara online, dari rumah dengan bantuan perangkat digital. Kegiatan itu seperti bekerja, belajar, dan usaha ekonomi,” ujar Ari Ujianto dalam presentasinya.
Dalam presentasinya pula, ia menjelaskan pengertian sederhana literasi digital. Menurutnya, literasi digital merupakan konsep dan praktik yang memerlukan kecakapan pengguna media digital yang dilakukan secara produktif.
“Pada literasi digital, ada tiga hal yang diperlukan, yaitu kemampuan menggunakan alat digital, kemampuan berpikir kritis, dan kemampuan komunikasi dan kolaborasi di ruang digital,” ungkapnya.
Ia juga mengatakan bahwa literasi digital yang baik haruslah disertai dengan kompetensi dalam melindungi perangkat digital. Ada tiga area kecakapan keamanan digital seperti kognitif, afektif, dan behavioral.
“Kita harus waspada terhadap keamanan perangkat digital masing-masing. Ada malware yang dapat mengontrol perangkat kita secara diam-diam, tanpa diketahui,” ujar Ari Ujianto.
Ia juga menjelaskan pentingnya melindungi perangkat digital. Beragam aktivitas dilakukan melalui perangkat digital, dan di dalamnya, banyak informasi penting yang tidak boleh digunakan oleh orang lain tanpa izin. Ada fitur-fitur perlindungan yang dapat digunakan seperti kata sandi, pencocokan sidik jari dan wajah, enkripsi, back-up data, shredder, dan anti virus.
“Fitur-fitur inilah yang dapat digunakan dalam menjaga keamanan data,” ungkapnya.
Webinar yang dipandu Zacky Ahmad ini juga mengundang key opinion leader, seorang seniman, Kidung Paramadita dan narasumber Noviana Dewi, dosen psikologi STIKES Nasional Surakarta, dan M. Azis Nasution, pemimpin redaksi Channel19.id. Webinar ini diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika untuk masyarakat kota Bantul dan ajakan kepada masyarakat untuk melek literasi digital. (*)