SLEMAN – Perkembangan teknologi yang semakin pesat memudahkan aktivitas kehidupan manusia, termasuk dalam sektor pendidikan. Dalam memanfaatkan dunia digital untuk menunjang kegiatan pembelajaran, diperlukan ketrampilan baik untuk pendidik maupun peserta didiknya.
Dosen Fisipol Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Frans Djalong mengatakan ketrampilan digital yang dimaksudkan yakni cara belajar mengajar dalam jaringan (daring) dengan memaksimalkan kolaborasi belajar antara guru dan siswa. Kemudian juga kebiasaan memberi penugasan dengan topik-topik mata pelajaran, agar siswa sibuk menggunakan gadget untuk aktivitas yang mecerdaskan dan berwawasan.
“Siswa yang cerdas tentu lebih kreatif dan proaktif saat diskusi di kelas online dalam setiap mata pelajaran,” katanya dalam webinar literasi digital dengan tema “Saatnya Siswa dan Guru Terampil Belajar Daring” yang digelar Kementerian Kominfo dan Debindo bagi warga Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, pada Senin (27/9/2021).
Menurut Frans, ada berbagai tantangan dalam pelaksanaan pembelajaran secara daring ini. Salah satunya yakni tantangan bahasa Inggris yang merupakan prasyarat untuk masuk dalam platform digital. “Bahasa Inggris tidak hanya sebatas mata pelajaran tetapi jadi kunci percepatan pembelajaran digital selain untuk meningkatkan mutu pembelajaran mata pelajaran,” ujarnya.
Frans mengungkapkan, dalam menghadapi berbagai tantangan pelaksanaan pembelajaran online, maka perlu adanya penerapan keterampilan digital. Ia mengatakan setiap sekolah harus mempunyai inovasi penguatan kapasitas guru dalam berliterasi digital. “Wujudnya program sekolah dan forum guru pelopor,” kata dia.
Kemudian, guru juga harus memberikan penugasan regular kepada siswanya. Hal ini dimaksudkan supaya bisa mengurangi risiko kecanduan gadget bagi siswa pada konten yang tidak edukatif. “Siswa juga harus didorong belajar bahasa Inggris secara mandiri selain peningkatan mutu belajar bahasa Inggris di sekolah,” tuturnya.
Narasumber lainnya, Dosen FIB Universitas Indonesia, Taufik Asmiyanto mengatakan belajar daring mempunyai kelebihan dan kelemahan. Beberapa kelebihannya yakni pola belajar berubah, siswa lebih mandiri dibandingkan pelaksanaan pembelajaran secara tatap muka.
Kemudian waktu belajar juga bisa lebih panjang, dilakukan kapan pun dan di manapun karena tidak terhalang dengan jarak. “Pembelajaran daring ini memiliki keuntungan seperti fleksibel lebih hemat waktu dan biaya, materi pembelajaran lebih variasi, efektif dan efisien,” katanya.
Sementara, untuk kendalanya yakni kuota internet yang mahal, perangkat atau alat digital terbatas, sulit interaksi hingga siswa yang tidak serius. “Kendala lainnya yakni jaringan internet yang lambat dan tidak ada pendampingan siswa saat belajar di rumah,” ujarnya.
Menurut Taufik, dalam pelaksanaan pembelajaran daring akan lebih efektif, jika siswa maupun guru mempunyai kemampuan literasi digital.
Yakni pengetahuan dan kecakapan untuk menggunakan media digital, alat-alat komunikasi, atau jaringan dalam menemukan, mengevaluasi, menggunakan, membuat informasi, dan memanfaatkannya secara sehat, bijak, cerdas, cermat, tepat, dan patuh hukum.
Dipandu moderator Niken Pertiwi, webinar kali ini juga menghadirkan narasumber Arief Gunadi (Kabag TU Kanwil Kemenag Pemda DIY), Edy Purwanto (Kasi Guru Bidang Pendidikan Madrasah Kanwil Kemenag Pemda DIY), dan Kneysa Sastrawijaya (Business Owner) selaku key opinion leader. (*)