SUKOHARJO – Era baru digitaliasasi merupakan era dimana kondisi kehidupan atau zaman dalam semua kegiatan yang mendukung kehidupan sudah dipermudah dengan adanya teknologi. Hampir semua proses kegiatan manusia menggunakan alat bantu teknologi yang mampu mencapai lintas batas ruang dan waktu.
Hal tersebut dikatakan oleh Pengamat Ekonomi dari Ganesa Consultant, Kuncoroadi P pada webinar literasi digital dengan tema ”Belajar tentang Budaya Cashless yang Aman” yang digelar Kementerian Kominfo dan Debindo bagi warga Kabupaten Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, pada 14 Juli 2021.
Kuncoro mengatakan, era baru digitalisasi membuat perubahan perilaku pembayaran masyarakat. Konsumen kini yakin bahwa pembayaran non tunai itu aman nyaman, efisien dan bisa mengontrol pengeluaran mereka.
“Konsumen mampu menikmati pembayaran nontunai karena mereka memperoleh pengalaman yang baru tidak terbatas ruang dan waktu,” kata dia.
Selain itu, lanjut Kuncoro, konsumen dimudahkan dengan teknologi yang mampu mengatasi semua hambatan dalam bertransaksi dengan sangat mudah. Beberapa keuntungan menjadi cashless society, yakni menghindari adanya pemalsuan uang beredar palsu, tidak perlu lagi membawa uang tunai dalam jumlah yang banyak.
Kemudian meminimalisir terjadinya tindakan kriminal berupa perampokan. Lalu, transaksi menjadi lebih cepat dan mudah serta memudahkan pengendalian jumlah uang yang beredar. “Yang pasti banyak juga promo menarik,” ujarnya.
Namun di sisi lain, cashless society juga mempunyai kekurangannya. Kuncoro menyebut beberapa kekurangan itu di antaranya minimnya pengendalian diri dalam hal bertransaksi. Kemudian, terdapat batasan nominal transaksi, berisiko terkena serangan cyber atau pencurian tetap. “Tidak semua orang juga memiliki pemahaman dalam menggunakan. sistem cashless. Selain itu juga adanya biaya admin,” tuturnya.
Kuncoro menyebut, dalam sudut pandang makro ekonomi, cashless society membantu proses perputaran uang lebih cepat sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi. “Dapat juga membantu kontrol uang yang beredar,” ucapnya.
Narasumber lainnya, Pengajar Universitas Sebelas Maret (UNS), Surakarta, Monika Sri Yuliarti mengatakan di era perkembangan teknologi ini, pengguna digital harus bisa cakap bermedia digital.
Adapun indikator dari kecakapan itu di antaranya memiliki pengetahuan dasar tentang lanskap digital, internet dan dunia maya. Memiliki pengetahuan dasar tentang mesin pencarian informasi, cara penggunaan dan pemilahan data. Lalu, memiliki pengetahuan dasar mengenai aplikasi percakapan dan media sosial.
“Dalam menggunakan dompet digital, pengguna harus mengenali seluruh fitur yang ada. Bagi penjual, penting untuk memahami fitur kebijakan penjualan, detail produk, keamanan akun, proses pembayaran, pengembalian produk,” ucapnya.
Dipandu moderator Ayu Perwari, webinar kali ini juga menghadirkan narasumber Teguh Suroso (Advokat), Ryan Sugiarto (Dosen Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta), dan presenter TV Adinda Daffy, selaku key opinion leader. (*)