Manfaatkan Kemajuan Teknologi Digital untuk Demokrasi yang Lebih Baik

infojateng.id - 28 September 2021
Manfaatkan Kemajuan Teknologi Digital untuk Demokrasi yang Lebih Baik
Foto/Exitobali.net - (infojateng.id)
Penulis
|
Editor

GROBOGAN – Keberadaan teknologi informasi (TI) dengan produk turunannya berupa media sosial (medsos) diyakini memiliki kontribusi mampu meningkatkan kualitas pelaksanaan pemilu atau pesta demokrasi di Indonesi. Pada satu sisi TI bermanfaat memberikan kemudahan, pada sisi yang lain juga membuat panggung politik semakin gaduh.

“Pemilu merupakan pilar sistem demokrasi. Presiden Soeharto yang pertama kali memberi istilah “pesta demokrasi” sebagai jargon resmi pemilu 1982. Hingga kini pemilu masih dijuluki pesta demokrasi,” ungkap akademisi Cokorde Istri Dian Laksmi Dewi ketika menjadi narasumber webinar literasi digital yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) untuk masyarakat Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, Rabu (14/9/2021).

Di Indonesi, pemilu secara resmi dimulai pada 1955. Sempat vakum beberapa waktu karena karena situasi politik, pesta demokrasi akhirnya diselenggarakan lagi pada tahun 1971 dan 1977, seterusnya hingga kini setiap lima tahun sekali.

Menyampaikan materinya berjudul ”Menuju Pemilu Demokratis dan Berkualitas di Era Digital”, dosen Universitas Udayana Bali itu menjelaskan perbedaan penyelenggaraan pemilu masa lalu dengan sekarang. Titik utama perbedaan itu ada pada penggunaan teknologi internet.

Sekarang, kata Laksmi Dewi, politikus mau tak mau berkampanye melalui media internet, bahkan laporan pelanggaran pemilu dan pengawasan bisa disampaikan melalui medsos. “Sudah ada aplikasi Gowaslu berbasis teknologi informasi yang diciptakan sejak 2018 menjelang pilkada serentak. Pelaporan disertai syarat identitas pelapor,” jelasnya.

Dia mengakui, selain manfaat positif banyak diperoleh dari kemajuan TI namun ada banyak kejadian di dunia maya terkait pemilu yang memberikan kesan negatif. Sebut saja misalnya dari pembobolan situs KPU (Komisi Pemilihan Umum) maupun fenomena buzzer.

“Medos menjadi arena propaganda politik. Pelaku memanfaatkan pasukan siber bayaran untuk memanipulasi opini publik dengan nilai kontrak bayaran tertentu, mulai dari Rp 1 juta sampai Rp 50 juta,” kata dia.

Menjelaskan mengenai lika liku bisnis buzzer politik di negeri ini, menurut Laksmi Dewi, awalnya untuk kepentingan iklan promosi produk. Buzzer lazim digunakan untuk dunia pemasaran. Seiring berjalannya waktu peluang itu bisa digunakan untuk kepentingan politik utamanya mendukung tokoh politik.

Indonesia termasuk 70 negara di dunia yang diteliti oleh Universitas Oxford dengan fokus penelitian buzzer. Hasilnya? “Buzzer terpantau bekerja dalam organisasi politikus atau parpol serta kontraktor swasta. Buzzer di Indonesia paling banyak digerakkan manusia dan juga bot (robot). Buzzer umumnya tumbuh di negara berkembang dan jadi pilihan mata pencaharian, bekerja sendiri atau berkelompok. Ada coordinator,” paparnya.

Narasumber lain pada webinar ini, Ketua Atmawidya Alterasi Indonesia Titok Hariyanto, menyatakan prinsip penyelenggaraan pemilu adalah langsung, umum, bebas, rahasia, serta jujur dan adil. Harapannya pemilu menghasilkan pemerintahan yang memiliki derajat keterwakilan tinggi serta berpihak kepada masyarakat.

Menurut Titok, mengingat demokrasi mengagungkan pemilu di atas segalanya, di sinilah pentingnya edukasi terhadap pemilih untuk menjaga kualitas pentas politik tersebut. “Demokrasi hanyalah sekadar sebuah sistem di mana elit politik memperoleh kekuasaan untuk memerintah melalui satu pertarungan kompetitif guna mendapatkan suara rakyat,” terangnya.

Secara substantif demokrasi juga bermakna untuk menyelesaikan masalah keseharian, menghormati kebebasan, menciptakan rasa keadilan, menghormati HAM, dan mewujudkan kesejahteraan serta kemakmuran bersama.

Edukasi, lanjut Titok, bisa dilakukan dengan menciptakan ruang digital. Melalui interaksi di media sosial warga masyarakat bisa mengenali rekam jejak calon, program calon, mengawasi jalannya pemilu maupun bertukar informasi sesama pemilih. Interaksi itu harus disertai saling menghormati dan menghargai dan tidak memaksakan kehendak sesuai dengan hak dan kewajiban masing-masing. Dengan begitu akan tercipta pemilu yang transparansi dan akuntabilitas.

Dipandu moderator Oony Wahyudi, webinar kali ini juga menghadirkan narasumber Rahmat Afian Pranowo (fasilitator nasional), Daryono (editor Tribunnews), dan Bella Nabilla selaku key opinion leader. (*)




Tinggalkan Komentar

Terbaru Hari Ini

Pemkab Rembang Bakal Gelar Car Free Day di Alun-alun

Pemkab Rembang Bakal Gelar Car Free Day di Alun-alun

Eks Karesidenan Pati   Info Jateng
Dukung Ketahanan Pangan, Polres Jepara Tebar Ribuan Bibit Ikan Lele

Dukung Ketahanan Pangan, Polres Jepara Tebar Ribuan Bibit Ikan Lele

Eks Karesidenan Pati   Info Jateng
Wujudkan Lingkungan Bersih, TNI-Polri Bersama Lakukan Warga Kerja Bakti

Wujudkan Lingkungan Bersih, TNI-Polri Bersama Lakukan Warga Kerja Bakti

Eks Karesidenan Pati   Info Jateng
DPRD Kudus Bahas 15 Rancangan Perda untuk 2025, 4 Ranperda Inisiatif dari Legislatif

DPRD Kudus Bahas 15 Rancangan Perda untuk 2025, 4 Ranperda Inisiatif dari Legislatif

Eks Karesidenan Pati   Info Jateng
Cegah Kenakalan Pelajar, Polisi Sambangi SMA Negeri 1 Mayong

Cegah Kenakalan Pelajar, Polisi Sambangi SMA Negeri 1 Mayong

Eks Karesidenan Pati   Info Jateng   Pendidikan
Pemprov Jateng Raih Penghargaan Apresiasi Kinerja Pemerintah Daerah 2024

Pemprov Jateng Raih Penghargaan Apresiasi Kinerja Pemerintah Daerah 2024

Info Jateng   Laporan Khusus   Pemerintahan
Puluhan Ribu Jemaah Banjiri Jateng Bersolawat HUT ke-53 Korpri

Puluhan Ribu Jemaah Banjiri Jateng Bersolawat HUT ke-53 Korpri

Eks Karesidenan Surakarta   Info Jateng
Opsen PKB Berlaku 5 Januari 2025, Pemprov Jateng Tingkatkan Kerja Sama

Opsen PKB Berlaku 5 Januari 2025, Pemprov Jateng Tingkatkan Kerja Sama

Eks Karesidenan Surakarta   Info Jateng   Pemerintahan
Dinilai Sukses, Pemprov Jateng Komitmen Terus Perluas Wujudkan 79 Sekolah Damai

Dinilai Sukses, Pemprov Jateng Komitmen Terus Perluas Wujudkan 79 Sekolah Damai

Eks Karesidenan Semarang   Info Jateng   Pendidikan
Masa Jabatan Pj Wali Kota Salatiga Diperpanjang

Masa Jabatan Pj Wali Kota Salatiga Diperpanjang

Eks Karesidenan Semarang   Info Jateng   Pemerintahan
Polda Jateng Lepas Kepulangan 300 Personel BKO Korps Brimob Polri

Polda Jateng Lepas Kepulangan 300 Personel BKO Korps Brimob Polri

Eks Karesidenan Semarang   Info Jateng   Pemilu
Pemkab Kendal Lakukan Rekrutmen Eks Karyawan PT Master Kidz Indonesia

Pemkab Kendal Lakukan Rekrutmen Eks Karyawan PT Master Kidz Indonesia

Eks Karesidenan Semarang   Info Jateng
Pemkab Pemalang dan Purbalingga Sepakati Batas Daerah

Pemkab Pemalang dan Purbalingga Sepakati Batas Daerah

Eks Karesidenan Pekalongan   Info Jateng   Pemerintahan
Kejari Klaten Musnahkan Ribuan Botol Miras

Kejari Klaten Musnahkan Ribuan Botol Miras

Eks Karesidenan Surakarta   Info Jateng
DKPP Jepara Salurkan Subsidi Pangan kepada Warga

DKPP Jepara Salurkan Subsidi Pangan kepada Warga

Eks Karesidenan Pati   Info Jateng
Kejari Cilacap Lakukan Pemusnahan Barang Bukti

Kejari Cilacap Lakukan Pemusnahan Barang Bukti

Eks Karesidenan Banyumas   Info Jateng
TNI Polri Bersama Relawan Perbaiki Tanggul Desa Kragilan

TNI Polri Bersama Relawan Perbaiki Tanggul Desa Kragilan

Eks Karesidenan Surakarta   Info Jateng
Porprov Korpri Jateng 2024, Jepara Boyong Satu Emas dan Empat Perunggu

Porprov Korpri Jateng 2024, Jepara Boyong Satu Emas dan Empat Perunggu

Eks Karesidenan Pati   Info Jateng
Bukukan Prestasi Peduli HAM Tingkat Nasional, Batang Raih Penghargaan Ke-8 Kali

Bukukan Prestasi Peduli HAM Tingkat Nasional, Batang Raih Penghargaan Ke-8 Kali

Eks Karesidenan Pekalongan   Info Jateng   Pemerintahan   Pendidikan
Pemkab Rembang Pembina Terbaik Keamanan Pangan Olahan Siap Saji

Pemkab Rembang Pembina Terbaik Keamanan Pangan Olahan Siap Saji

Eks Karesidenan Pati   Info Jateng   Kesehatan   Laporan Khusus
Close Ads X