BANTUL – Pada masa pandemi Covid-19, gerak fisik manusia sangat terbatas. Tidak terkecuali dalam dunia pendidikan yang melibatkan banyak kontak fisik tatap muka. Oleh sebab itu, teknologi harus dimanfaatkan dalam pembelajaran.
“Awalnya, pembelajaran jarak jauh hanya dilaksanakan oleh mahasiswa. Sekarang juga dilaksanakan oleh siswa sekolah dasar hingga menengah karena pandemi,” ungkap Agus Supriyo, selaku narasumber pada webinar literasi digital dengan tajuk ‘Pemanfaatan Teknologi Untuk Efektivitas Pembelajaran Online’, Kamis (05/08), untuk masyarakat kabupaten Bantul, DaerahIstimewa Yogyakarta.
Agus Supriyo, yang merupakan Co-founder jelaja.live, menjelaskan apa itu pembelajaran atau pendidikan jarak jauh. Pendidikan jarak jauh merupakan pendidikan formal di mana peserta didik dan instruktur berada di lokasi terpisah, sehingga memerlukan sistem telekomunikasi interaktif untuk menghubungkan keduanya.
“PJJ ini memiliki dua karakter, sinkron dan asinkron. Sinkron memerlukan tatap muka melalui media video conference. Sedangkan asinkron berupa dorongan untuk siswa agar bekerja secara mandiri, dengan tugas dan fleksibilitas,” ungkapnya.
Namun, ada pihak-pihak yang harus terlibat. Agus Supriyo mengatakan pihak-pihak tersebut adalah guru atau pengajar, murid, dan pendamping atau orang tua. Pendidikan jarak jauh memungkinkan fleksibilitas antara guru dan murid, biaya yang lebih rendah, dan adanya peluang berkembang lebih lanjut. Di sisi lain, tantangan dalam pendidikan jarak jauh tetap ada.
“Ada gap teknologi antara lembaga di kota dan daerah. Selain itu kompetensi yang rendah dan terbatasnya sumber daya manusia juga menjadi tantangan tersendiri,” ungkapnya.
Agus Supriyo juga memberikan tips untuk anak dan orang tua dalam menjalani pendidikan jarak jauh. “Anak-anak harus mengenali platform digital yang digunakannya, ambil waktu istirahat yang cukup, dan tetap berinteraksi dengan teman-teman,” jelasnya.
Untuk orang tua, Agus Supriyo menghimbau untuk selalu nendampingi anak, dan menjaga mereka agar tetap sehat dan bersemangat. Adapun untuk pendidik, Agus Supriyo menekankan agar selalu kreatif dan kolaboratif.
“Pendidik juga harus konsisten dalam memberikan umpan balik. Dan teknologi sebagai asisten dalam mendidik murid-murid,” jelasnya.
Narasumber lain dalam webinar ini, Sabinus Bora menjelaskan lebih lanjut mengenai literasi digital untuk pendidikan. Menurutnya, para peserta didik, pendidik, dan orang tua memerlukan beberapa skill digital, seperti mengenali perangkat yang kita punya, kemampuan mengoperasikan perangkat sesuai kebutuhan, kemampuan mengakses dan verifikasi informasi.
“Skill digital ini penting untuk guru, sebagai orang yang punya peran penting dalam pendidikan,” ungkap Sabinus Bora, yang merupakan peneliti di Universitas Gajah Mada.
Sabinus Bora juga menjelaskan, bahwa ukuran seseorang telah punya kemampuan literasi digital adalah mampu melakukan pencarian di internet, navigasi hypertext, evaluasi konten, dan penyusunan pengetahuan. Selain itu, Sabinus menghimbau untuk selektif terhadap isi informasi.
“Pastikan alamat yang dibuka adalah resmi, dan bandingkan dengan sumber yang telah tervalidasi,” lanjutnya.
Lebih jauh, Sabinus Bora juga menjelaskan persiapan yang diperlukan dalam belajar online. Dalam presentasinya, Sabinus Bora memaparkan empat tips untuk mendukung anak, yaitu menciptakan rutinitas, bicara pada anak, diskusikan resiko di dunia digital, dan utamakan komunikasi.
“Tips-tips ini perlu diperhatikan oleh orang tua agar anak nyaman belajar online,” jelasnya.
Sabinus Bora juga memberi tips lain dalam persiapan belajar online, seperti menyediakan tempat nyaman, pencahayaan maksimal, penyediaan camilan & alat belajar, menyingkirkan benda yang mengalihkan fokus, dan koneksi internet yang stabil.
Untuk sekolah, Sabinus Bora menjelaskan tujuh kiat suskes dalam pembelajaran daring di tengah pandemi Covid-19. Kiat tersebut adalah: bergembira dalam belajar, membagi kelas dalam kelompok kecil, menyepakati tugas-tugas supaya tercipta suasana kolaboratif, membuat waktu khusus untuk murid-murid yang tertinggal, fokus dalam subjek pembelajaran, mengamati cara lain yang lebih baik, berkreasi dan kerjasama.
Dpandu oleh moderator Ayu Perwari (Traditional Dancer), webinar ini juga dihadiri Ngadiya (Ketua MKKS Kabupaten Bantul) sebagai key opinion leader, dan narasumber Tobirin (Dosen Universitas Jenderal Soedirman), dan Novia Putri Kristiana (Kepala bidang Kesekretariatan Pengda, KAGAMA DIY). Webinar diadakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika untuk masyarakat kabupaten Bantul dan ajakan untuk melek literasi digital. (*)