SURAKARTA – Orang Indonesia yang menggunakan internet setiap hari ada sebanyak 65,98 persen dari populasi. Namun rata-rata waktu per hari cukup bervariasi, yakni di atas 7 jam per hari 26,48 persen. Kemudian antara 4-7 jam per hari sekitar 29,63 persen. Lalu, antara 1 hingga 3 jam per hari 43,89 persen.
Dari data juga diketahui orang Indonesia suka chatting ada sebanyak 89,35 persen, menghabiskan waktu di media sosial sebesar 87,13 persen, menggunakan multimedia photo-video-meme sekitar 56 sampai 72 persen dibandingkan penggunaan email hanya sekitar 33,58 persen.
Hal tersebut dikatakan oleh Wartawan Detikcom, Muchus Budi R dalam webinar literasi digital dengan tema ‘Cyber Crime dalam Dunia Bisnis Digital’ yang digelar Kementerian Kominfo dan Debindo bagi warga Kota Surakarta, Jawa Tengah, pada 14 Juli 2021.
Muchus mengatakan berdasarkan hasil survey e-marketer, pada 2017 lalu diketahui 43 persen atau sekitar 75,9 juta netizen Indonesia menonton video dari Youtube. Angka ini naik 13,9 persen dibandingkan 2016.
Survei lain oleh JakPat, per Februari 2017, 54 persen responden berlangganan tutorial-focused Youtube channel. Kemudian setengahnya atau 50,3 persen ke channel personal atau artist.
Muchus mengungkapkan secara aktivitas ekonomi, netizen Indonesia kebanyakan beraktivitas di dunia e-commerce seperti cek harga sebanyak 45 persen. Namun untuk yang jualan hanya 16 persen dibandingkan belanja sebesar 32 persen.
Data lainnya netizen Indonesia mengakses terkait layanan publik, pendidikan, kesehatan dan sosial politik. “Internet sebagai gaya hidup, sebagian untuk media sosial, online, streaming musik atau film, infotainment, online gaming dan sports issues,” kata dia.
Menurut Muchus, media sosial merupakan sebuah media online, dengan para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring sosial, wiki, forum dan dunia virtual.
“Blog, jejaring sosial dan wiki merupakan bentuk media sosial yang paling umum digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia,” tutupnya.
Narasumber lainnya, Staf Pengajar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Makassar, Citra Rosalyn Anwar mengatakan pengguna media gital harus mempunyai kemampuan cakap bermedia digital. Yakni kemampuan Individu dalam mengetahui, memahami dan menggunakan perangkat keras dan piranti lunak Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) serta sistem operasi digital.
Citra mengatakan literasi digital sering dianggap sebagai kecakapan menggunakan internet dan media digital. Meski begitu, acapkali ada pandangan bahwa kecakapan penguasaan teknologi adalah kecakapan yang paling utama. “Padahal literasi digital adalah sebuah konsep dan praktik yang bukan sekadar menitikberatkan pada kecakapan untuk menguasai teknologi,” ujarnya.
Citra menyebut agar bisa dimanfaatkan dengan baik, pengguna digital harus mempunyai kompetensi aplikasi percakapan dan media sosial. Beberapa kompetensi yang dimaksud yakni bisa mengakses dan memahami fitur-fiturnya.
Kemudian mampu memverifikasi postingan atau konten yang didapatkan di media sosial maupun aplikasi percakapan, menyeleksi, maupun mendistribusikannya jika bermanfaat untuk pengguna lainnya.
Dipandu moderator Dimas Satria, webinar kali ini juga menghadirkan narasumber Mujiantok (Founder Atsoft Teknologi), Sigit Widodo (Ketua Dewan Pembina Internet Development Institute), dan Entrepreneur Fahmi Azmi, selaku key opinion leader. (*)