BANTUL – Era digital merupakan peluang sekaligus tantangan. Penggunaan internet sebagai sarana belajar dan berkarya secara cerdas dan cakap bisa menentukan masa depan generasi muda. Inilah pentingnya literasi digital.
“Literasi digital merupakan pengetahuan serta kecakapan pengguna memanfaatkan media digital, seperti alat komunikasi dan jaringan internet,” ujar Pendidik Madrasah Nur Iman Yogyakarta, Cahyono, saat menjadi narasumber webinar literasi digital yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) untuk masyarakat Kabupaten Bantul, DIY, Kamis (15/7/2021). Kali ini temanya ”Aktivitas Digital yang Positif untuk Anak Sekolah Selama Masa Pandemi.”
Menurut Cahyono, tidak semua orang memiliki kemampuan memahami budaya digital atau digital culture. Kaitannya dengan wawasan kebangsaan dan pendidikan, budaya tidak lepas dari nilai-nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika dalam kehidupan sehari-hari.
Narasumber lainnya Edy SR yang juga seorang Brandpreneur merasa optimistis terhadap teknologi digital. Berdasarkan survei, Nigeria merupakan negara urutan pertama yang percaya internet membuka peluang baru, disusul India, Uni Emirat Arab, Maroko, Filipina, Kenya. Sedangkan Indonesia peringkat tujuh.
“Lebih dari setengah jumlah penduduk Indonesia merasa optimistis terhadap teknologi digital. Ini kesempatan yang besar untuk kreatif berdigital,” tambahnya.
Dari survei juga diketahui, rata-rata warga dunia berusia 16-64 tahun dalam sehari mengakses internet hingga berjam-jam. Urutan pertama ditempati Filipina disusul Afrika Selatan dan Brasil. Indonesia peringkat delapan.
Menurut Edy, internet adalah lahan berkarya membuat konten yang keren dan kreatif. Dulu, awal pertama kali media sosial muncul dianggap tempat main-main saja namun kini menjadi tempat lahirnya beragam kreativitas. Apalagi saat pandemi durasi waktu bermedsos orang Indonesia tercatat bertambah lama.
Setiap orang mampu memahami dan mengoptimalkan media sosial secara positif untuk menunjukkan kelebihannya masing-masing, dalam tanda kutip, iseng-iseng berhadiah. “Segera mulai dari yang kita bisa dan kita punya. Pelajari kelebihan media sosial yang kita gunakan. Lalu gunakan kelebihan tersebut untuk menawarkan ‘kelebihan’ kita,” ucapnya. Dengan begitu terbentuk generasi mahir digital.
Muncul pertanyaan, mulai dari mana? Edy menyarankan mulailah dari hobi lalu jadikan konten yang kreatif. Konten verbal dan visual yang baik akan melahirkan pengalaman yang baik pula.
“Untuk digital branding, ciptakan ’jejak digital keren’ berupa konten yang menggambarkan menggambarkan siapa kita. Konten positif akan menjaga nama baik kita, bakal menjadi jejak keren di pencarian, penilaian dan ulasan media sosial,” terangnya.
Dipandu moderator Rara Tanjung, webinar kali ini juga dihadiri narasumber Kholilul Rohman (Ketua Pengasuh Asosiasi Pesantren), Agus Supriyo (Co Founder Jelajah.live) dan Kepala SMAN 1 Bantul yang juga Ketua MKKS SMA/MA Kabupaten Bantul, Ngadiya, sebagai Key Opinion Leader. (*)