Semarang – Media sosial (medsos) terkadang membuat seseorang lupa diri bahkan melupakan hobi. Gara-gara tenggelam terlalu dalam, tidak sedikit orang mengabaikan keluarganya. Diperlukan tekat kuat untuk berubah agar terhindar dari dampak negatif yang merugikan kesehatan mental.
Langkah pertama adalah memahami dengan baik masalah kecanduan yang sedang dialami. Hal ini penting untuk mengetahui secara tepat berbagai dampak buruk yang telah dialami akibat kecanduan itu.
Tips itu dibagikan Pengajar Universitas Diponegoro, Agustin Rina Herawati, saat menjadi narasumber webinar literasi digital yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) untuk masyarakat Kota Semarang, Jawa Tengah, Kamis (15/7/2021).
Sesuai tema webinar ”Bermedia Sosial yang Bijak dan Bersahabat”, Rina menjelaskan ada acara lain agar tidak lupa diri yaitu mencoba lebih aktif menekuni hobi yang selama ini ditinggalkan, sehingga keinginan untuk selalu mengakses media sosial mampu ditekan.
“Cobalah berubah. Luangkan waktu lebih banyak dengan keluarga, saudara atau dengan sahabat-sahabat terkasih, pergi ke bioskop atau makan di luar,” ujarnya.
Langkah paling simpel keluar dari jeratan medsos adalah membatasi waktu online. “Jika selama ini 24 jam sehari mengakses sosmed, maka mulai sekarang buka sosmed saat waktu senggang setelah pulang kantor saja,” saran dia.
Media sosial adalah sebuah media untuk bersosialisasi satu sama lain secara online yang memungkinkan manusia saling berinteraksi tanpa dibatasi ruang dan waktu.
Menggunakan medsos secara bijak merupakan langkah yang tepat. “Kita acapkali ‘silau’ dengan kehidupan orang lain yang kita lihat di medsos, dan membandingkannya dengan kehidupan kita,” tambahnya.
Menurut Rina, pemerintah juga menginginkan media sosial dimanfaatkan dengan bijak. Ini tidak lepas dari fenomena yang terjadi sehari-hari ditandai semakin banyak berita bohong atau hoaks yang menyebar di media sosial.
Data dari Kementerian Kominfo, 132 juta pengguna internet memiliki akun media sosial yang aktif dan rata rata menghabiskan 3,5 jam per hari untuk konsumsi internet.
Sepakat dengan Rina, Dosen FISIP Undip, AP Tri Yuniningsih, yang juga narasumber webinar ini menyampaikan sikap dan perilaku Bangsa Indonesia diwajibkan menjunjung nilai-nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai landasan bersosialisasi luring maupun daring.
“Semua pihak memberikan peran terbaik bagi bangsa dan negara dalam berbagai hal yang mendukung manusia sosial berbudaya dalam dunia digital, bukan malah sebaliknya menjadi manusia asosial dalam era digital,” ucap wanita yang pernah menjadi Staf Ahli DPRD Provinsi Jateng 2011-2016 ini.
Setiap individu harus menyadari bahwa ketika memasuki era digital secara otomatis dirinya menjadi warga negara digital. Dalam konteks ke-Indonesiaan, dia memiliki tanggung jawab disertai hak dan kewajiban melakukan seluruh aktivitas bermedia digital dengan mengedepankan sopan santun.
Dipandu moderator Herry Perdana, webinar juga menghadirkan narasumber Gilang Jiwana Adikara (Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Negeri Yogyakarta yang juga anggota Japelidi), Widiasmorojati (Entrepreneur) dan Cnytia Ardila YM (Entertainer, Musisi dan CEO CV Nirwasita Hutama) selaku key opinion leader. (*)