PEKALONGAN – Seiring pesatnya perkembangan dunia digital, model transaksi online kini mendominasi pasar. Seperti halnya transaksi konvensional di mana pembeli dan penjual berinteraksi langsung secara tatap muka, bertransaksi online pun harus pakai etika. Pada dasarnya bisnis adalah pertaruhan kepercayaan.
CEO Marc Indonesia, Anan Putra Darmawan, membagikan panduan itu saat menjadi narasumber webinar literasi digital yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) untuk masyarakat Kota Pekalongan, Jawa Tengah, Kamis (15/7/2021), dengan tema ”Cakap, Cerdas, dan Cermat: 3 C Bertransaksi Online”.
“Transaksi online selain mempertaruhkan uang dan barang sebagai tujuan untuk keuntungan, juga mempertaruhkan kehormatan dan reputasi,” ujarnya.
Menurut Anan, kepercayaan sangat dibutuhkan dalam melakukan bisnis. Sebab, bisnis akan berkembang jika kepercayaan itu ada dan memiliki relasi.
“Etika dibutuhkan untuk memperkuat dan menumbuhkan rasa saling percaya. Bisnis dilakukan antar-orang yang satu ke orang lain, maka bisnis memerlukan etika untuk memberikan pedoman bagi pihak yang menjalankannya,” terangnya.
Etika pembeli dalam transaksi online di antaranya hindari meneror penjual dengan bahasa kasar karena barang belum kunjung sampai, baca dengan baik deskripsi produk. Kemudian, disarankan pembeli memperhatikan barang yang diklik. Yang terpenting, harus bisa sabar dan jangan cerewet. Kemudian, ucapkan terima kasih, berikan testimoni bukan langsung menghilang begitu saja.
Sedangkan etika penjual dalam transaksi online adalah selalu bersikap ramah kepada pembeli dan membalas semua pertanyaan yang diajukan pembeli. “Selalu menyapa dengan panggilan yang sopan, jangan menyalahgunakan data pembeli, jujur dalam menuliskan deskripsi barang, packing dengan rapi,” kata Anan.
Diakui, belanja online saat ini menjadi solusi untuk memenuhi berbagai kebutuhan dengan mudah dan praktis. Selain lebih nyaman dan minim kontak fisik, juga bisa membandingkan harga dan kualitas. Apalagi banyak promo dan cash back, hampir semua produk yang diinginkan tersedia.
Adapun kekurangan bertransaksi online adalah seseorang menjadi cenderung konsumerisme, tidak bisa melihat barangnya secara langsung, menunggu kiriman beberapa hari bahkan ada yang kena tipu.
Narasumber lainnya pada webinar kali ini Diana Balienda, seorang Entrepreneur, Digital Trainer & Graphologist. Dia berbagi tips singkat jualan online di tengah pandemi. Untuk menjadi toko digital favorit, dia menyarankan agar menggunakan foto produk yang menarik disertai keterangan yang jelas dan jujur terkait produk atau jasa yang dijual.
“Berikan respons cepat, berikan harga terbaik dan promo menarik, manfaatkan fitur-fitur yang tersedia di marketplace untuk berkampanye,” ujarnya.
Dipandu moderator Dannys Citra, webinar juga mengundang narasumber Misbachul Munir (Entrepreneur & Fasilitator UMKM Desa), Iqbal Aji Daryono (Penulis dan Kolomnis) dan Debi Glen (TV Presenter dan Sportcaster) selaku key opinion leader. (*)