GUNUNG KIDUL – Era digital yang ditandai dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat, kini juga diiringi dengan semakin banyak pemanfaatannya termasuk oleh warga Indonesia.
Muhammad Nurkhoiron dari Yayasan Desantara menyebut dari data tercatat ada 274,9 juta penduduk Indonesia. Sedangkan penggunaan handphone diketahui ada 345,3 juta. Sementara untuk pengguna internet ada 202,6 juta.
“Dari data juga diketahui pengguna sosial media ada 170 juta,” katanya dalam webinar literasi digital dengan tema “Konten Sosial Media bagi Generasi yang Cerdas dan Kreatif” yang digelar Kementerian Kominfo dan Debindo bagi warga Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, pada 14 Juli 2021.
Nurkhoiron mengungkapkan media digital memiliki beberapa karakter. Pertama yakni interaktivitas dan konektivitas jaringan yang makin meningkat. Kemudian mobilitas dan delokasi untuk mengirim dan menerima. Karakter selanjutnya yakni adaptasi terhadap peranan publikasi dan khalayak. Lalu munculnya beragam bentuk baru ‘pintu’ (gateway) media.
Digital media juga menimbulkan siklus tanpa jeda yang menggerakan arus informasi tak berbatas. Kemudian sumber menjadi lebih penting daripada penafsir. Karakter lain yaitu setiap orang dapat menyebarkan apapun.
“Lalu ketidakpercayaan muncul dalam diseminasi informasi dan budaya ‘klik’ cenderung mengarahkan informasi kejutan, sensasional, dan superfisial,” ujarnya.
Menurut Nurkhoiron, media digital di Indonesia sampai saat ini dalam pemanfaatnya masih ada problem. Seperti memicu dan melanggengkan konflik atau pembelahan politik di masyarakat. Kemudian membuka ruang yang sangat besar terhadap kaum Intoleran.
“Yang paling menyolok, kekerasan dalam rumah tangga mengalami peningkatan, dari yang sebelumnya 60,73 persen menjadin 80 persen karena pandemi,” ujarnya.
Selain itu juga semakin meningkatnya pengaduan soal pencemaran nama baik. Sedangkan permasalahan lainnya, literasi Indonesia masih nomor buncit dari indeks literasi Global 2016, yakni nomor 60 dari 61 negara.
Untuk itu, lanjut Nurkhoiron, pengguna media digital di Indonesia harus cerdas dan kreatif dalam pemanfaatannya. Semisal dengan menunjukkan sikap mendukung tatanan publik dan hukum. Lalu mendukung sistem politik demokratis (ranah publik), menghormati kewajiban internasional dan Hak Asasi Manusia. “Hindari hal-hal yang berbahaya bagi masyarakat dan individu,” ujarnya.
Narasumber lainnya, Fasilitator Kaizen Room, Muhammad Ilham Nur Fattah mengatakan dalam penggunaan media digital, harus diiringi dengan kemampuan keamanan berdigital. Yakni kemampuan individu dalam mengenali, mempolakan, menerapkan, menganalisis, dan meningkatkan tingkat keamanan digital dalam kehidupan sehari-hari.
“Seharusnya, untuk kegiatan positif dan tidak merugikan diri sendiri atau orang lain, serta lebih bijak dalam menggunakan fasilitas tersebut,” ujarnya.
Kemampuan memiliki keamanan digital ini untuk mengurangi risiko berupa kebocoran data pribadi, malicious apps, spyware & virus, hackers, dan Social Engineering.
Dipandu moderator Lala Nabila, webinar kali ini juga menghadirkan narasumber Rika Iffati Farihah (Redaktur Newswa.id), Muhammat Taufik (Fasilitator Nasional), dan presenter TV Venabella Arin, selaku key opinion leader. (*)