MAGELANG – Konten digital yang semakin menarik dan makin terbatasnya ruang bermain meningkatkan risiko kecanduan pada anak. Karena itu, orang tua perlu mengetahui apa itu digital parenting untuk memastikan identitas digital anak aman.
“Digital parenting merupakan model pola pengasuhan anak yang disesuaikan dengan kebiasaan anak yang begitu akrab dengan perangkat digital,” ujar Staf Pengajar Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Bengkulu yang juga anggota Japelidi, Lisa Adhrianti, saat menjadi narasumber webinar literasi digital yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) untuk masyarakat Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Jumat (16/7/2021).
Prinsipnya, orang tua harus bisa menanamkan sikap bijak berperilaku di internet serta tetap menerapkan aturan. Tujuannya agar anak tidak sampai kelewat batas menggunakan internet sekaligus mencegah dan mengatasi ancaman keselamatan anak di media digital. Bagaimana pun aspek keselamatan dan keamanan merupakan yang utama.
Lulusan Doktor Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia Jakarta ini menyatakan keamanan digital adalah proses untuk memastikan penggunaan layanan digital, baik secara daring maupun luring dapat dilakukan secara aman dan nyaman.
“Keamanan digital tidak hanya untuk mengamankan data yang kita miliki melainkan juga melindungi data pribadi yang bersifat rahasia,” ujar wanita yang pernah bekerja sebagai Penyiar Pro 3 RRI Bengkulu itu.
Ketua Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia (ISKI) daerah Bengkulu periode 2016-2020 itu menambahkan, berdasarkan data pertumbuhan pengguna internet di Indonesia lebih tinggi dari angka pertumbuhan penduduk, 8,9 persen dibanding 1,03 persen.
Begitu cepatnya perkembangan digital, jangan sampai justru anak menjadi korban. Misalnya kecanduan game. Kasus ini bahkan oleh organisasi kesehatan dunia (WHO) dinyatakan sebagai gangguan mental.
Pada webinar bertema Memahami Digital Parenting Menjadi Orang Tua Zaman Now itu Lisa menyarankan agar orang tua mengenalkan teknologi digital kepada anak sejak usia dini namun disertai kontrol yang tegas yaitu dibatasi.
Sependapat, narasumber lainnya, Diah Arifika (Mafindo Magelang) menyampaikan orang tua zaman sekarang perlu memahami digital parenting, yaitu cara mengasuh dan mendidik anak untuk dapat memberi rangsangan, aturan, fasilitas dan pendampingan yang tepat sesuai tahap pertumbuhan.
Bukan rahasia lagi, anak-anak sekarang sudah terpapar teknologi sejak lahir. Mereka dibesarkan, dalam tanda kutip, oleh Internet. “Anak-anak sekarang sejak lahir sudah berhadapan dengan samudera digital,” kata dia.
Teknologi digital memang berdampak positif bisa menghubungkan orang di seluruh dunia, pertukaran informasi lebih mudah dan cepat tetapi juga memunculkan dampak negatif kesehatan mulai dari mata lelah, postur tubuh tulang belakang bengkok maupun stres dan agresif.
Dipandu moderator Bobby Aulia, webinar juga menghadirkan narasumber Tatty Aprilyana (Entrepreneur dan Founder Kampung Aridatu), Budi Wulandari (Konselor Psikologi Perempuan dan Anak, Pegiat Literasi Digital), dan Deasy Noviyanti (Fitness Instructor dan TV Personality) selaku key opinion leader. (*)