BOYOLALI – Teknologi menunjang berbagai kemudahan di hampir semua dimensi kehidupan, apalagi ditambah kondisi pandemi yang semakin memaksa masyarakat untuk semakin cakap berdigital. Hadirnya teknologi harusnya bisa meningkatkan kualitas pendidikan karena sumber informasi pengetahuan menjadi semakin berlimpah dan mudah diakses.
Mengelola kualitas pendidikan di ruang digital perlu didukung dengan penguatan literasi digital yang meliputi digital skill, digital safety, digital ethics, dan digital culture. Hal ini dibahas dalam webinar literasi digital yang diselenggarakan oleh Kominfo RI untuk masyarakat Kabupaten Boyolali, Rabu (29/9/2021).
Staf pengajar di Universitas Lambung Mangkurat, Sri Astuty mengatakan bahwa kualitas pendidikan itu penting karena menjadi tolok ukur dalam memahami informasi dan mengimplementasikan ilmu pengetahuan dalam kehidupan. Namun kecenderungan pelaksanaan pendidikan di Indonesia dinilai terlalu tinggi ambisinya untuk mengejar target kurikulum daripada memperkuat pendidikan karakter.
Kualitas pendidikan yang baik adalah ketika murid mempunyai kemampuan berpikir kritis dalam menghadapi informasi, kreatif dalam memecahkan masalah, inovatif dalam menciptakan hal-hal baru, serta dapat berbuat dan berbagi nilai-nilai positif baik di kehidupan nyata dan di dunia digital. Kaitannya dengan digitalisasi pendidikan, guru dan murid perlu meningkatkan literasi digital agar aspek humanis di ruang digital tetap terjaga.
“Tren penggunaan platform digital selaras dengan meningkatnya angka kejahatan siber, dan literasi digital menjadi jawaban dalam mengurangi risiko ancaman keamanan dalam penggunaan teknologi digital secara keseluruhan. Kunci kontrolnya ada pada setiap diri pengguna media digital, karena teknologi hanya memfasilitasi dengan fitur-fitur keamanan namun yang bisa mengatur adalah penggunanya,” jelas Sri Astuty kepada 180-an peserta diskusi virtual.
Keamanan digital dapat dimulai dengan mengelola perangkat digital dan mengelola privasi dan identitas digital. Memastikan data pribadi dikelola dan disimpan dengan aman, mengamankan akun dengan password yang kuat dan berbeda setiap akun, membedakan e-mail pribadi dengan e-mail untuk keperluan hiburan, mengaktifkan verifikasi dua langkah, menggunakan aplikasi dan situs resmi, dan tidak mengumbar data pribadi.
“Keamanan perangkat digital, identitas digital, pengelolaan data pribadi yang baik akan meminimalisasi ancaman penipuan dan kejahatan siber lainnya. Begitu juga dengan jejak digital, siswa dan masyarakat pada umumnya diharapkan dapat membuat jejak digital positif,” imbuhnya.
Kompetensi keamanan digital perlu diperkuat mulai dari masing-masing pengguna, jangan sampai teknologi yang digunakan memberikan dampak buruk. Literasi digital, dalam hal ini kecakapan dalam bermedia yang aman, perlu diselaraskan dengan penguatan budaya, hukum, agama, dan etika.
Sementara itu praktisi pendidikan Anggraini Hermana menambahkan kualitas pendidikan yang bagus dapat dilihat dari proses pendidikan dan hasil pembelajarannya juga bagus. Pendidikan yang berkualitas didukung oleh materi ajar yang dapat diserap dengan baik, metode belajar mengajar yang efektif, SDM di-upgrade skill-nya, fasilitas dan sarpras yang memadai, serta suasana belajar yang kondusif. Hal itu berlaku baik dalam pembelajaran daring maupun luring.
“Ruang digital menjadi sarana menciptakan pendidikan yang berkualitas yang didukung dengan kemauan dan kemampuan SDM untuk mau meningkatkan skill dan beradaptasi. Mindset positif dan pengendalian diri harus dikelola dalam belajar di ruang digital,” jelas Anggraini.
Pendidikan yang berkualitas dapat diwujudkan dengan meningkatkan kemampuan siswa dalam berdisiplin, berprestasi pada minat dan bakatnya yang didukung oleh guru dan orang tua sebagai pembimbing dan fasilitator. Memiliki kesadaran akan kebutuhan ilmu pengetahuan, hal ini akan membuat siswa tidak merasa terpaksa untuk belajar, memiliki kemauan belajar tinggi dan mau serta mampu beradaptasi.
“Selain murid, guru juga harus meningkatkan skill digital, mengajar dengan kreatif dan inovatif, disiplin dan bertanggungjawab, punya mindset positif, serta mau dan mampu beradaptasi,” imbuhnya.
Nadia Intan (presenter) memoderatori diskusi virtual ini dengan mengundang narasumber lainnya yaitu Gunawan (Ketua LTN NU Boyolali), Sarbini (dosen UIN Raden Mas Said Surakarta), serta mengajak Astira Vern (1st Runner Up Miss Eco International 2018) sebagai key opinion leader. (*)