KENDAL – Pandemi mendorong guru melakukan beragam improvisasi dan inovasi. Semua itu ditempuh demi menuntaskan pembelajaran di kala pembelajaran tatap muka tidak diperbolehkan atau terpaksa berlangsung secara terbatas.
Bagi kalangan pendidikan, metode baru pembelajaran jarak jauh setidaknya bisa menjadi salah satu solusi, sekaligus bentuk komitmen guru yang mempunyai tanggung jawab moral harus mampu beradaptasi dengan dunia digital.
Pengalaman itu dibagikan Kasi Guru Bidang Pendidikan Madrasah Kanwil Kemenag Provinsi Jateng, Agus Mahasin, kepada peserta webinar literasi digital yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) untuk masyarakat Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, Senin (19/7/2021).
Melalui webinar bertema ”Zaman Digital dan Metode Pembelajarannya”, Agus antara lain memberikan penjelasan mengenai sejumlah inovasi yang dilakukan oleh guru di wilayah kerjanya. Di antaranya, sebagian dari mereka tetap melakukan pembelajaran tatap muka dengan cara kunjungan rumah. Selain itu, juga melalui WA grup maupun menggunakan apliasi e-learning.
Prinsip, kata dia, metode pembelajaran adalah menggunakan cara atau pola yang khas dengan memanfaatkan berbagai teknik dan sumber daya, agar terjadi proses pembelajaran pada diri peserta didik.
Dijelaskan, ,model pembelajaran sebelum teknologi digital maju adalah melalui tatap muka langsung. Seiring dengan perkembangan teknologi informasi, model pembelajaran bisa jadi tidak lagi harus tatap muka atau face to face.
Pembelajaran bisa dikelompokkan menjadi Sinkron (Synchronous Learning), pembelajaran yang sinkron (sama) waktunya antara pendidik dan peserta didik. Kemudian, Asinkron (Asynchronous Learning), pembelajaran yang tidak sinkron (beda) waktunya antara pendidik dan peserta didik.
Seting pembelajaran berdasarkan sinkron dan asinkron tersebut secara riil bisa berupa synchronous learning yaitu pembelajaran yang terjadi secara bersamaan, atau bisa dikatakatan pembelajaran tatap muka.
Adapun virtual synchronous learning berupa pembelajaran yang terjadi secara bersamaan tapi di ruang yang berbeda, seperti melalui zoom atau google meet.
Narasumber lainnya, Ariansyah (IT Consultant) menyampaikan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang sangat cepat serta dipacu adanya pandemi telah mengubah gaya hidup masyarakat. Dari yang sebelumnya lebih banyak melakukan kegiatan secara fisik, kini orang lebih banyak melakukan secara daring melalui komputer desktop, laptop atau smartphone.
Sayangnya, kata dia, perubahan tersebut tidak diikuti pengetahuan mengenai resiko keamanan digital sehingga tidak heran banyak terjadi tindak kejahatan secara daring.
Warga digital perlu memiliki mengetahui keselamatan digital, berupa kemampuan melindungi diri dan aset digital ketika berada di ruang digital. “Kita harus dapat memanfaatkan peluang-peluang baru yang ada di internet, sekaligus kita juga harus dapat menjaga data digital,” ungkapnya.
Dipandu moderator Vania Martadinata, webinar juga menghadirkan narasumber Nyarwi Ahmad (Direktur Eksekutif Indonesia Presidential Studies/IPS) Jakarta dan Pengajar di Departemen Ilmu Komunikasi Fisipol UGM), Musta’in (Pengawas Madrasah Kantor Kemenag Kabupaten Jepara) dan Tya Lestari (Mom Influencer) selaku key opinion leader. (*)