KUDUS– Kelompok Kajian Teater Tigakoma Universitas Muria Kudus (UMK) menggelarworkshopdan pementasan di Omah Kendeng, Desa/Kecamatan Sukolilo, Kabupaten Pati. Acara bertajuk Menempa Diri, Berkreasi, dan Merawat Bumi itu dilaksanakan selama tiga hari, mulai Jumat-Minggu (25-27/10/2019) mendatang.
Muhammad Rifky, selaku ketua panitia menjelaskan bahwa kegiatan itu sebagai pembekalan sekaligus peresmian anggota baru teater Tigakoma angkatan 2019. Dipilihnya lokasi Omah Kendeng lantaran memiliki karakteristik lingkungan yang khas. Yakni masyarakat adat Sedulur Sikep, maupun kekayaan alamnya berupa pegunungan karst.
“Dalam sentuhan awal ini, semua warga (anggota) Tigakoma diharapkan dapat lebih menggali kepribadian yang pandai bersosialisasi dan lebih sadar akan lingkungan,” ujarnya.
Total pesertaworkshoptahun ini kurang lebih sebanyak 50 orang. Mereka terdiri dari mahasiswa-mahasiswi berbagai program studi di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muria Kudus (FKIP-UMK). Dalamworkhsopmereka diberi sejumlah materi dan pengetahuan ihwal seni peran serta pemanggungan.
“Sebelum puncak acaraworkshopdi Omah Kendeng, kami juga membekali peserta dengan materi pra-workshopdi kampus selama beberapa pekan sebelumnya,” terangnya.
Ketua Teater Tigakoma, Afif Khoiruddin menambahkan, materi yang disampaikan narasumber kepada peserta di antaranya yakni penulisan naskah, penyutradaraan, keaktoran, tata musik, tata artistik, tata rias, manajemen pementasan, olah tubuh, dan olah rasa.
Hal itu sebagai bekal agar mahasiswa mampu mengembangkan minat dan bakatnya untuk menciptakan karya yang layak dan bisa dinikmati masyarakat.
“Dalam proses itu mereka akan mempelajari bagaimana mengolah dan mengembangkan diri lewat teater,” urainya.
Menurut Afif, melalui kegiatanworkshopteater secara tidak langsung juga belajar mengaplikasikan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Pertama, pendidikan dan pengajaran melalui materi yang disampaikan. Kedua, penelitian dan pengembangan. Sebab, untuk menciptakan karya wajib mempunyai kepekaan dan observasi mendalam mengenai kondisi lingkungan sekitar.
“Terakhir, pengabdian kepada masyarakat. Karena kegiatan yang puncaknya pentas teater tidak kami lakukan di dalam kampus, tapi langsung di tengah-tengah masyarakat,” pungkasnya.(dim/redaksi)