DokKUDUS – Festival Teater Pelajar (FTP) Kudus merupakan salah satu bentuk bakti budaya dari Djarum foundation. Dalam penyelenggaraan FTP XII kali ini diikuti oleh 25 SMP/SMA sederajat, dengan rincian12 SMP/sederajat, serta 13 SMA/sederajat.
Dari tahun ke tahun FTP di Kudus memang seakin ketat, mulai dari seleksi hingga final. Seleksi FTP 2019 kali ini dilaksanakan selama empat hari (29/10) – (01/11). Tampil di hari pertama seleksi, teater Jangkar Bumi mementaskan naskah Anak Rantau karya Dian Lestari.
Noor Kholis, selaku pembina teater Jangkar Bumi turut mengutarakan rasa bangganya kepada segenap aktor, pemain musik, maupun kru yang terlibat dalam proses teater Jangkar Bumi. Tak lupa, ia pun mengajak santri-santri Qudsiyyah untuk turut memanjatkan do’a agar teater Jangkar Bumi kembali masuk final dan mempertahankan juaranya tahun lalu.
“Saya mengajak anak-anakku santri Qudsiyyah untuk ikut menyemangati teman-teman jangkar bumi. Serta tak henti-hentinya memanjatkan do’a supaya pementasan Jangkar Bumi nanti berjalan lancar.” himbaunya dalam sambutannya yang bertempat di Gedung Dakwah Islamiyyah, Gg. Kyai Khidir, Glantengan Kec. Kota Kabupaten Kudus.
“FTP yang diselenggarakan setiap tahun ini membuat kami (Jangkar Bumi) berkembang semakin baik. Apalagi tahun ini jangkar bumi sebagai juara bertahan, tentunya kami ingin menampilkan yang terbaik untuk memukau para juri, agar dapat kembali masuk final. Dan semoga kami dapat mempertahankan juara yang kami raih tahun lalu.” imbuhnya.
Sementara itu sutradara Jangkar Bumi, Maulana Syafi’i ingin menonjolkan patriotisme yang memang menjadi tema dalam FTP 2019, dengan mengutip kata-kata dari presiden pertama Republik Indonesia, Ir. Soekarno.
Menurutnya, tema patriotisme yang harus diangkat dalam pementasan oleh tiap peserta, sangatlah cocok sebagai pemersatu akan carut-marutnya kondisi politik di Indonesia saat ini.
“Pesan yang ingin saya sampaikan melalui pementasan ini pastinya tentang kondisi Negara kita yang sedang carut-marut. Tentang beberapa kelompok yang ingin saling mengunggulkan dirinya masing-masing.” ujarnya.
“Dalam beberapa dialog salah satu tokoh, saya sengaja mengutip kata – kata Bung Karno, untuk pengingat pesan leluhur. Jangan mau dipecah belah, tetaplah bersatu padu membangun negri ini tanpa pertumpahan darah.” paparnya.
“Apalagi tema FTP kali ini kan patriotisme, apa salahnya kalau mengutip kata-kata bapak proklamator untuk menguatkan patriotisme dalam pentas yang kami angkat.” pungkasnya.(dim/redaksi)