KUDUS– Dosen Universitas Muria Kudus (UMK) terus melakukan inovasi pembelajaran interaktif lewat pemanfaatan teknologi. Apalagi teknologi terus berkembang, pembelajaran juga harus dilakukan melalui daring agar lebih efektif.
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UMK mengadakan kegiatan Best Practice Blended-Learning. Kegiatan itupun didukung penuh oleh kemenristek Dikti lewat program bantuan Pembelajaran Berpusat pada Mahasiswa Berbasis Teknologi Infomrasi (PBMBTI).
”Kami ingin teknologi yang ada bisa dimaksimalkan,” kata Ketua Pengarah Dr. Sri Sutachmi W. kemarin.
Walaupun dilakukan melalui daring, namun tetap ada failitasi dialog dan kolaborasi diantara mahasiswa, baik secara offline maupun online. Dengan kegiatan itu, diharapkan penyebarluasan informasi hasil kegiatan pembelajaran berpusat pada mahasiswa berbasis teknologi informasi dan komunikasi.
Untuk peserta pelatihan, tidak hanya dosen FKIP saja, melainkan juga mengundang dosen dari program studi lain yang ada di UMK. Sehingga semua dosen diharapkan bisa mengetahuinya.
Seentara metode pelaksanannya dilakukan dengan metode paparan dan diskusi. Salah satu pemanfaatan yang dilakukan seperti penggunaan website untuk tugas mahasiswa. Sehingga bisa diakses dimanapun dan kapanpun.
”Kami tentu berharap kedepan pemanfaatan teklogi untuk pembelajaran akan makin inovatif,” terangnya.
Pada abad ini, mahasiswa harus memiliki kecakapan informasi, media dan teknologi. Tujuannya untuk mengatasi arus globalisasi, salah satunya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
Dengan kegiatan Best Practice Blended-Learning teresebut, diharapkan terciptanya iklim pembelajaran yang semakin baik, dihasilkannya perangkat pembelajaran yang semakin berkualitas, dan meningkatnya prestasi belajar peserta didik atau mahasiswa. ”Dengan pembelajaran yang baik, maka kualitas lulusan juga semakin baik,” imbuhnya.
Sebenarnya, sejak 2012 UMK sudah mengubah metode pembelajaran teacher-centered menjadi student-centered. Mulai tahun tersebut pula UMK mengimplementasikan e-learning. UMK telah memfasilitasi Learning Management System (LMS) yang memungkinkan dosen dan mahasiswa berinteraksi di luar kelas. UMK menerapkan e-learning UMK yang disebut SUNAN kepanjangan dari ”Sinau Temenanan”.
Direktorat Pembelajaran Kemenristekdikti ternyata juga cocok, pada 2019 akhirnya ada program bantuan inovasi pembelajaran Student Centered Learning (SCL) bagi perguruan tinggi yang memenuhi persyaratan, memanfaatkan fasilitas TIK untuk mengoptimalkan pembelajaran yang interaktif.(redaksi)