SEMARANG– Pada libur Natal 2018 dan Tahun Baru 2019 ini,diperkirakan Jateng akan dilintasi sebanyak 2,1 juta pengguna jalan. Jumlah ini meningkat lima persen dari 2018. Pada tahun lalu, Jateng dilewati sebanyak 1.980.000 pengguna jalan.
“Bila jumlahnya kita bandingkan dengan masa lebaran 2019 lalu, terdapat kurang lebih 7,5 juta pengguna jalan yang melintas. Ini menunjukkan bahwa masalah yang kita hadapi tidak sebesar pada masa angkutan lebaran,” beber Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Tengah Satrio Hidayat pada Rapat Koordinasi Lintas Sektoral Persiapan Posko Terpadu Natal 2018 dan Tahun Baru 2019 di UTC, Senin (16/12/2019).
Satrio menandaskan, meski masalah yang dihadapi tidak sebesar pada masa angkutan lebaran, pihaknya tidak menyepelekan. Perbedaan itu terjadi karena memang ada perbedaan karakter antara libur akhir tahun dan libur lebaran.
Sejumlah strategi, imbuhnya, sudah disiapkan untuk menghadapi libur panjang akhir tahun. Antara lain pembentukan 9 koordinator bidang yang meliputi koordinator lalu lintas angkutan jalan, energi, kesehatan, penanggulangan bencana, penyelenggaraan kebutuhan pokok masyarakat, kantibmas dan kominfo.
“Pemprov Jateng akan menyelenggarakan posko terpadu mulai 22 Desember 2019 sampai 3 Januari 2020 di Wisma Perdamaian. Sementara Mabes Polri akan melaksanakan poskonya mulai 23 Desember 2019 dna gelar pasukan pada 19 Desember 2019,” ungkap dia.
Untuk kebutuhan angkutan umum, tersedia 227.223 angkutan darat (837.240 seat), 143 kereta api (52.130 seat), pesawat 127 penerbangan (13.920 seat) dan kapal laut untuk 4.800 penumpang. Pada bangunan fasilitas keselamatan jalan, telah dipasang CCTV di lima titik lokasi, yaitu Dieng, Belik Pemalang, simpang Bawen, Kedaton Boyolali dan Jatinom Klaten.
“Ini kami lakukan mengingat pada lebaran kemarin, beberapa titik ini belum terpantau secara signifikan,” ujarnya.
Mengantisipasi kemacetan di tempat wisata, pihaknya sudah mengimbau agar pengelola menyediakan tempat parkir ekstra, dan menempatkan personil kepolisian di kabupaten/kota setempat. Pengelola tempat wisata juga diminta untuk menyediakan tempat istirahat dan sarana prasarana yang layak bagi pengemudi bus wisata, sehingga bisa beristirahat dengan cukup.
Sementara untuk lokasi wisata yang rawan bencana banjir dan longsor, terutama di Dieng-Banjarnegara, Baturraden, Bandungan-Kab Semarang, Tawangmangu-Karanganyar, perlu disediakan alat berat. Untuk wisata pantai, dibutuhkan SAR.
Pj Sekda Provinsi Jawa Tengah Herru Setiadhie mengapresiasi persiapan-persiapan yang sudah dilakukan menghadapi libur Natal dan Tahun Baru. Persiapan tersebut tetap harus dilakukan meski persoalannya tidak sekompleks libur lebaran .
“Mudah-mudahan pada hari ini kita juga dapat mengkomunikasikan beberapa potensi yang sudah kita siapkan, dan menyusun strategi rencana alternatif yang harus kita antisipasi, apabila kondisinya force majeur,” kata Herru.
Herru mengingatkan, jajarannya bersama TNI/ Polri juga mesti waspada pada ancaman kamtibmas yang tidak terprediksi. Yakni orang-orang yang mempunyai kemampuan infiltrasi dan punya ilmu tersebut.
“Kalau copet, atau tindakan kriminal lain, itu predictable. Tapi yang bahaya di tengah keramaian dan kesibukan kita bersama, mereka melakukan infiltrasi. Ini yang harus kita waspadai,” tandasnya.
Hal lain yang mesti menjadi kewaspadaan adalah kemacetan karena pasar tumpah, daerah rawan lakalantas, kawasan bottle neck, dan peredaran makanan kadaluarsa.(redaksi)