*Penulis
Lina Dewi Yunitasari, SST
Statistisi Ahli Pertama
Badan Pusat Statistik Kab. Jepara
Kenaikan Harga Telur
Belum selesai dikagetkan dengan kenaikan harga minyak goreng yang hampir mencapai 20 ribu/liter dan harga cabai rawit 100 ribu/kg, kini masyarakat khususnya kalangan emak-emak harus kembali shock dengan kenaikan harga telur ayam ras yang fantastis.
Harga telur ayam ras melonjak tepat pada momen menjelang Natal dan pergantian tahun dihampir seluruh wilayah tanah air. Data 29 Desember 2021, harga telur ayam ras rata-rata tembus 32 ribu/kg di tingkat konsumen dan 27 ribu/kg di tingkat produsen.
Berdasarkan Permendag Nomor 7 Tahun 2020, harga acuan pembelian di tingkat produsen adalah 19-21 ribu/kg, dan harga acuan penjualan di konsumen adalah 24 ribu/kg. Kondisi harga yang sudah jauh melampaui harga acuan yang ditetapkan pemerintah baik dari sisi produsen maupun konsumen patut diwaspadai.
Di satu sisi pemerintah melalui Kementan menjamin stok telur aman. Kementan menyatakan bahwa produksi telur ayam mencapai 5,15 juta ton, sementara total kebutuhan penduduk diperkirakan 4,9 juta ton atau surplus 0,25 juta ton. Seakan sudah menjadi tipikal, fluktuasi harga dan pasokan telur, khususnya menjelang hari raya atau momen penting lainnya kerap terjadi.
Banyak faktor ditengarai berpengaruh terhadap fluktuasi harga telur. Dilihat dari sisi permintaan, jumlah penduduk dan tingkat pendapatan berpengaruh terhadap harga telur. Dari sisi pasokan, harga telur dipengaruhi oleh jumlah populasi ayam, harga pakan, harga bibit dan ayam afkir, cuaca, serangan penyakit, biaya distribusi dari sentra produksi dll.