Pati, Infojateng.id – Terjadinya kelangkaan minyak goreng di pasaran mendapat respon dari Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Pati. Wakil rakyat meminta masyarakat jangan ikut-ikutan panik melihat fenomena tersebut.
Anggota Komisi B DPRD Pati Narso pernah melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke sejumlah pasar modern dan pasar tradisional. Hasilnya, ditemukan fakta bahwa stok minyak goreng di pasaran memang tidak banyak. Sehingga untuk pembelian minyak goreng satu harga dibatasi.
“Dari sidak kemarin, kalau di pasar modern berjejaring ada stok, tapi memang tidak banyak. Sehingga pembelian dibatasi, khusus minyak goreng harga Rp 14.000. Cuma kalau di pasar tradisional, memang agak sulit barangnya dan harganya juga tidak sesuai dengan harga standar dari pemerintah,” ungkap Narso.
Ia menghimbau warga Pati dalam kondisi ini tidak panik dan membeli seperlunya saja. Apalagi hingga melakukan penimbunan stok minyak goreng subsidi di rumah. “Ini kalau masyarakat panik, menimbun di rumah atau membikin stok cadangan yang lebih banyak di rumah. Nah itu kan yang akhirnya, berapa pun digelontorkan operasi pasar tidak juga ada barangnya. Tetap ada kelangkaan,” jelasnya.
Anggota Fraksi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) ini juga berharap agar Pemkab Pati segera melakukan operasi pasar terkait kelangkaan minyak goreng sesuai dengan HET dari pemerintah.
Sejak pemerintah pusat menetapkan HET minyak goreng tanggal 1 Februari 2022, dengan rincian: minyak goreng curah Rp 11.500 per liter, minyak goreng kemasan sederhana Rp 13.500 per liter, minyak goreng dengan kemasan premium Rp 14.000 per liter, justru terjadi kelangkaan stok di pasaran.(redaksi)