Pati, infojateng– Ajang pemilihan Mas Mbak Duta Budaya Kabupaten Pati merupakan ajang bergengsi sebagai upaya mengembangkan kecintaan budaya kaum muda serta sebagai wadah dalam mempromosikan potensi budaya, dan pelestarian nilai-nilai seni budaya di Pati.
Sebanyak 55 peserta finalis dari seluruh perwakilan Kabupaten Pati ikut dalam pemilihan Duta Budaya. Setelah vakum selaman dua tahun akibat pandemi Covid-19, malam puncak anugerah Mas dan Mbak Duta Budaya akhirnya kembali digelar.
Kegiatan yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan bekerja sama dengan LKP Bening Cipta Karya itu diselenggarakan dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat pada Sabtu, 26/2 di aula gedung SKB Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pati.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pati Winarto melalui kepala Sanggar Kesenian dan Budaya Sri Kartini menuturkan promosi Budaya di Pati harus seiring dengan kemajuan teknologi. Jangan sampai generasi muda lupa dengan budaya. “Kekayaan budaya Pati harus menjadi kebanggaan masyarakat kita,” ujarnya.
Pihaknya berharap dengan kehadiran Duta Budaya ini dapat membantu pemerintah melaksanakan program-program yang berkaitan dengan promosi Budaya.
Setelah melalui seleksi yang ketat, selama tiga hari sebelum malam penganugerahan dewan juri telah melakukan wawancara yang dilakukan oleh para peserta duta Budaya. Tes tersebut mencakup kepribadian, pengetahuan dan kemampuan Bahasa Inggris dan Budaya.
Peserta Mas dan Mbak Duta Budaya Tahun 2022 tidak hanya memiliki penampilan yang menarik tetapi harus memenuhi kriteria 3B yakni Brain, Behaviour, and Beauty (Kecerdasan, Tingkah Laku dan Kecantikan).
Jadi kecantikan tidak menjadi penilaian utama tapi peserta harus bisa memadukan tiga unsur kecerdasan, kecantikan, sikap dan attitude,” jelas Yulius Panitia dari LKP Cipta Bening Karya.
Dari ketiga aspek penilaian tersebut, Mas dan Mbak Yu Duta Budaya Pati nantinya diharapkan tidak hanya berkiprah di Pati saja tetapi bisa membawa budaya Pati hingga Tingkat Jawa Tengah bahkan Tingkat Nasional.
Anggun: Moudy Karina Widodo, Sisiwi kelas 16 SMAN 1 Pati terpilih sebagai Mbak Yu Duta Budaya Kabupaten Pati.
Karina Moudy Widodo berbagi pengalamannya hingga ia menjadi juara dalam ajang tersebut. Wawancara yang dilakukan oleh para peserta duta Budaya mencakup kepribadian, pengetahuan umum dan kemampuan Bahasa Inggris dan Kebudayaan. Ia mendapat skor 95 dalam penilaian umum dan bahasa Inggris, tertinggi diantara peserta lain.
Ketertarikan pada budaya dimulai ketika ia belajar seni Tari saat duduk di bangku Sekolah Dasar. Ketika mengikuti Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N). Tariannya berhasil memikat dewan juri dan menjadi juara I bidang tari FL2SN tingkat Kabupaten Pati.
Kegemarannya pada dunia seni dan budaya sudah tertanam sejak dini. Ilmu modeling dan berkesenian ia dapat dari sang Ibu, Nining Hasanah, Finalis model Femina tahun 2004.
Nining memberikan mentor langsung kepada anaknya. Pengalamannya di dunia catwalk ia tularkan kepada Moudy.
Moudy mengaku, dulu awal-awal masuk modeling ikut lomba-lomba kompetisi berkat dorongan sang ibu. “Ibu yang rajin ajakin ikut lomba dan kompetisi modeling. Pernah juara 1 dalam Indonesia Model Idola di Semarang beberapa waktu lalu,” katanya.
Meski beda generasi bakat dari ibunda menurun kepada anaknya. “Tampil percaya diri ketika berada di atas panggung catwalk, tebarkan senyum menawan tanpa terkesan berlebihan, ujar Moudy menirukan motivasi dari sang Ibu.
Nining juga terlibat langsung dalam mulai dari pemilihan baju adat, make up, hingga aksesoris yang bakal Moudy kenakan pada malam itu. Hasilnya gadis kelas 16 SMAN 1 Pati tersebut nampak anggun malam itu. Dengan balutan kebaya warna Ungu, Moudy berhasil memikat ketiga dewan juri Mas dan Mbak Yu Duta Budaya Kabupaten Pati.(redaksi).
Mas nya dimana ini lur?