Cilacap, infojateng.id – JNE Cabang Cilacap menggelar JNE Ngajak Online 2022 dengan mengajak dua pelaku usaha jalur online untuk berbagi pengalaman dalam menjalankan bisnis online di tengah kondisi pandemi Covid-19.
Pandemi Covid-19 membuat pelaku usaha kini berlomba memasarkan produk di ranah digital. Bisnis makanan yang dipasarkan secara online pun kini sudah tidak asing lagi. Salah satunya dilakukan oleh Sugeng Paijo yang menjajakan makanan ringan khas Cilacap dengan memanfaatkan berbagai media online.
Paijo yang merupakan owner dari Jajanan Mamake mengaku melakukan penjualan dan pemasaran digital karena keterbatasan tidak punya tempat untuk berjualan.
Idenya ini sudah dieksekusi bahkan sebelum ada pandemi, sehingga saat Covid-19 membatasi aktivitas masyarakat dalam melakukan jual beli. Usaha yang dirintis Paijo cukup cepat melakukan adaptasi.
“Pandemi awal-awal itu pengaruhnya sama. Kaget. Cuma yang membedakan adalah kecepatan adaptasi karena sebelumnya menggunakan pemasaran online. Jadi dengan aturan tidak boleh bertatap muka itu tidak terlalu berpengaruh dalam interaksi jual beli,” aku Sugeng Paijo.
Dalam memperkenalkan produk makanan ringan khas Cilacap berupa stik sukun dan manggleng, Paijo memilih jalur kemasan premium full print. Ide tersebut yang membedakan Jajanan Mamake dengan produk makanan lainnya yang masih menggunakan kemasan plastik tube bening.
Pemasaran produk secara online menurut Paijo itu tidak asal mengunggah konten yang isinya ajakan untuk membeli, tetapi bisa membagikan konten yang memberikan manfaat yang sesuai dengan target audience.
Membuat konten di media sosial secara garis besar harus memahami product knowledge, target pemasaran, usia, kebiasaan dan sebagainya.
“Medsos itu ibarat kolam, dan konten adalah semacam umpan pancing. Ketika ikan di dalam kolam itu merasa nyaman, baru kita eksekusi. Karena kecenderungan orang untuk membeli itu ada alasan fungsional yang marginnya sedikit, dan alasan emosional yang biasanya bisa membuat orang jor-joran. Medsos adalah dunia persepsi, buatlah persepsi produk kita sehingga bisa menggerakkan orang untuk melihat atau membeli,” papar Paijo tentang tips memanfaatkan medsos untuk jualan secara online.
Paijo juga mengatakan dalam berbisnis hari ini itu konteksnya sudah bukan saling berkompetisi, tetapi untuk saling berkolaborasi. Apalagi di masa pandemi saat ini dimana masyarakat mengalami cobaan di sektor ekonomi.
Konsep kolaborasi itu dilakukan Paijo dengan mempersilakan orang untuk menjual produk curah dari bisnis jajanannya dengan kemasan dan merek sendiri.
Hal yang sama juga dipraktikkan oleh owner workshop AK47 Project Arif Hermawan. Saat pandemi ia banyak mengajak orang lain yang punya minat sama dibidang industri furniture, sehingga yang mendapatkan manfaat tidak hanya bisnis miliknya tetapi orang lain bisa sekaligus belajar bersama.
“Kita memanfaatkan tenaga kerja baru, menggandeng teman-teman untuk ikut bekerja. Jadi kita bagi sama-sama. Yang penting jangan patah semangat, orang berbisnis itu harus berani ambil risiko,” kata Arif.
Selain itu sebagai pelaku usaha perlu menjalin kedekatan dengan pelanggan. Arif yang berbisnis dengan model on demand atau custom di industri furniture mengaku harus menuruti permintaan pelanggan dan ia bertugas sebagai penengah bagaimana supaya pelanggan bisa mendapatkan barang.
Sementara itu menutup bincang bisnis online, Branch Manager JNE Cilacap Bagas Indra Zulfikar mengatakan bahwa JNE sebagai jasa ekspedisi mengajak siapa saja dalam bisnis apa saja untuk berkolaborasi, baik yang baru mengawali bisnis maupun yang sudah expert.(redaksi)