KABUPATEN PEKALONGAN, infojateng.id – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Tengah (Jateng) menyoroti keberadaan International Batik Center (IBC) di Jalan A Yani KabupaDPten Pekalongan. Sebab, sarana prasarana IBC tak terawat.
Sejumlah pedagang yang berada di IBC juga mengeluhkan sepinya pengunjung dan mengakibatkan penjualan menurun.
Mendengar keluhan tersebut, jajaran Komisi B DPRD Jateng langsung melakukan kunjungan ke IBC belum lama ini. Wakil rakyat mendengar keluhan langsung pedagang dan melihat kondisi sarpras di IBC.
Anggota Komisi B DPRD Provinsi Jateng Pujo Widiono mengatakan, pihaknya akan membantu mengatasi persoalan yang menimpa pedagang yang kebanyakan pelaku UMKM. Meskipun, pengelola/manajemen IBC merupakan pihak swasta.
“Kami akan memfasilitasi pihak pedagang/pemilik kios dengan manajemen IBC untuk mengatasi persoalan yang ada,” katanya.
Pujo Widiono memaparkan, jajaran DPRD Jateng perlu turun tangan ikut menanganai persoalan di IBC. Mengingat, para pelaku UMKM yang menghuni IBC merupakan masyarakat umum. Sehingga, sudah menjadi kewajiban kami untuk membantu menyelesaikan permasalahan yang ada.
Menanggapi hal itu, Wakil Ketua Paguyuban Pedagang IBC Usek memohon kepada DPRD Provinsi Jateng agar permasalahan IBC bisa segera diselesaikan. Ia menambahkan kondisi tersebut diperparah dengan adanya pandemi karena sepi pengunjung.
“Kami tidak ada pendapatan. Padahal, kami harus membayar angsuran kios yang kami pinjam dari bank,” kata Usek.
Ia menambahkan, “kondisi di IBC itu sepi seperti hidup segan mati tak mau. Hal tersebut karena manajemen IBC tidak mengelolanya dengan baik
IBC merupakan sebuah kompleks yang dirancang untuk dapat menampung kegiatan transaksi perdagangan dan pemasaran batik, baik dalam partai kecil, menengah, maupun besar dalam skala lokal, regional, maupun internasional. Namun, kondisi sudah berubah, dari 250 kios tinggal 70 kios yang masih dihuni/ dibuka oleh pemiliknya.(redaksi)