INFOJATENG.ID – Sudah hari kedua puasa bulan Ramadan, masih kuat atau sudah lemas, pusing, dan lapar? Puasa menurut pengertiannya adalah menahan lapar dan haus, tapi bukan berarti tidak makan dan minum selama 13 jam akan membuat tubuh mudah lemas. Justru sebenarnya praktik puasa itu menyehatkan tubuh.
Dari sisi kesehatan, puasa merupakan cara yang baik mendetoksifikasi tubuh. Seperti halnya kita yang butuh istirahat ketika lelah, saat berpuasa perut dan lambung akan beristirahat sejenak setelah bekerja secara terus menerus. Manfaat rutin puasa, selain di bulan Ramadan, juga memberikan efek ringan pada tubuh karena proses detoksifikasi.
Salah satu pemicu rasa pusing dan lemas bisa terjadi karena kekurangan gula darah (glukosa) atau hipoglikemia. Sedangkan asupan glukosa salah satunya didapat dari asupan makanan. Sehingga ketika puasa, wajar bagi kita bahwa pusing dan lemas itu disebabkan karena kekurangan glukosa.
Mengutip utas dokter Denta di akun Twitter-nya, sangat kecil kemungkinan merasa pusing dan lemas akibat kekurangan gula darah ketika puasa. Tubuh manusia sudah dirancang sedemikian rupa agar tidak terlalu bergantung pada sumber glukosa dari luar. Ketika tidak ada makanan atau minuman yang masuk sebagai sumber gula darah, tubuh bisa membuat glukosa sendiri dari apa yang tersedia didalamnya.
“Hati dan otot kita glikogen yang dapat diubah jadi glukosa. Glikogen habis? Masih ada cadangan lemak dan protein yang sewaktu-waktu bisa diubah menjadi glukosa. Istilahnya gluconeogenesis yang secara literal berarti pembentukan glukosa baru.”
Menjalankan ibadah puasa tapi badan tetap segar tentu saja ada tips dan triknya. Kuncinya ada pada bagaimana kita mempersiapkan tubuh agar tetap kuat. Dengan mengubah beberapa kebiasaan saat sedang tidak puasa. Kita bisa menjalani puasa tanpa takut merasa tenaga seperti terkuras meskipun melakukan aktivitas seperti biasanya.
Pola makan
Tidak boleh makan dan minum selama 13 jam sangat wajar membuat orang berpikir harus menyimpan asupan tenaga dengan makan dalam porsi besar saat sahur, dan makan dengan porsi banyak saat buka puasa untuk memulihkan tenaga. Kebiasaan tersebut justru akan membuat tubuh overeating atau terlalu banyak makan.
Asupan karbohidrat dan gula tambahan yang berlebihan membuat sirkulasi darah terfokus pada saluran cerna. Akibatnya tekanan darah di area tubuh yang lain dan darah yang mengalir ke otak menjadi rendah. Alhasil, pusing dan lemas dirasakan tubuh.
Bagaimana cara mengakalinya? Biasakan berbuka puasa dengan sedikit makanan. Minum air putih dan makan buah-buahan yang manis sudah cukup untuk mengawali buka puasa. Menu makanan berat dengan karbohidrat minimal bisa dilakukan setelah salat Tarawih. Akan lebih baik jika fokus pada asupan makanan yang mengandung protein, lemak, dan serat.
Pun, ketika sahur akan jauh lebih baik dengan tidak mengonsumsi makanan yang berat. Makanan dengan karbohidrat tinggi justru rentan membuat tubuh merasa lemas dan pusing saat berpuasa karena tekanan darah rendah tadi. Mengonsumsi karbohidrat kompleks lebih aman ketika akan menjalani puasa.
“Tubuh kita saat Subuh itu sudah otomatis menaikkan growthhormone, glukagon, kortisol dan lain-lain yang meningkatkan glukosa dalam tubuh buat modal awal aktivitas sehari ke depan. Jadi ya enggak butuh asupan nutrisi yang banyak-banyak sebenarnya.”
Pola minum
Alasan lain tubuh mudah lemas dan pusing ketika berpuasa juga disebabkan pola minum yang tidak baik. Orang-orang cenderung minum terlalu banyak sebelum menjalani puasa yang justru mengakibahkan over hidrasi.
Konsep pemenuhan kebutuhan cairan pada tubuh pada dasarnya berbeda dengan kebutuhan energi yang harus disimpan sebanyak mungkin. Untuk kebutuhan cairan, tubuh hanya perlu mengganti cairan yang sudah hilang sebelumnya. Bisa lewat air seni, keringat, uap air, dan lainnya.
Begitu tubuh mengonsumsi cairan lebih dari yang dibutuhkan, ginjal kita akan langsung membuang cairan tersebut. Dalam kata lain, ketika over hidrasi maka semakin sering pula tubuh membuang cairan entah lewat kencing maupun keringat. Sisi buruk lainnya, proses itu akan membuat elektrolit terbuang. Ketika elektrolit tidak seimbang akibatnya tubuh akan mudah lemas dan pusing.
Cara mengatasi kebutuhan cairan bisa dengan membagi sumber cairan yaitu dari air putih dan makanan yang berkuah atau buah-buahan yang punya banyak kandungan air. Minum air putih satu hingga dua gelas ketika sahur sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan cairan saat berpuasa.
Selamat berpuasa dan mengubah pola sahur dan minum.(redaksi)