PATI – Sosok kakek satu ini bernama Suwardi, 68 tahun. Ia tinggal di Dukuh Kentengan, Desa Mojo Kecamatan Cluwak, Kabupaten Pati. Ia tidak punya rumah tinggal layak. Karena rumah yang setiap hari ia singgahi hanya tenda bekas plastik maupun baliho yang dibentangkan sedemikian rupa.
Kondisi tenda yang di tempati kakek Suwardi, keadaannya sangat memprihatikan. Hanya plastik berukuran 3×3 meter yang digawangi empat pohon kecil, menjadi penguat topangan rajutan aneka baliho bekas.
Akibat keadaan gubuk yang sangat tidak layak huni tersebut, memaksa kakek Suwardi harus keluar rumah untuk berteduh di bawah rimbunya pohon pisang saat hujan turun. Didalam petak rumah yang tanpa lampu, hanya tersedia balai kecil dan sebuah almari yang dalam keadaan berantakan. “Setelah ibu saya meninggal dunia, lalu saya hidup di gubuk ini. Jadi sudah tujuh tahun” kata kakek Suwardi.
Ayah dari seorang putri yang kini hidup di Desa Sampok, Kecamatan Gunungwungkal, Pati ini mengaku, kalau malam sering terjaga. Karena tempat tidurnya sering dilewati binatang buas, seperti ular yang cukup besar, atau burung hantu. “Kalau ada ular, iya saya diam saja. Saya hanya pasrah” tuturnya.
Untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, kakek Suwardi pergi memulung barang rongsokan di Kelet Jepara. Namun jika badannya tidak sehat, dia lebih memilih tidur di gubuknya, sambil menunggu bantuan (kiriman) makan dari adiknya, Sutarni. (redaksi)