Infojateng.id – Mendidik anak merupakan tantangan tersendiri bagi kehidupan berkeluarga. Keluarga menjadi satuan masyarakat terdekat bagi anak, dan pendidikan anak pertama kali juga bermula dari keluarga.
Pemerhati Anak, Seto Mulyadi atau lebih familiar disapa Kak Seto mengibaratkan anak ibarat lilin patung. Anak-anak adalah insan yang paling mudah dibentuk perilakunya. Pada masa-masa awal ia masih mudah dibentuk, semakin lama akan semakin mengeras, selanjutnya tinggal menghaluskan struktur yang sudah dibentuk.
Dalam kata lain, karakter atau tingkah laku anak diperoleh dari proses belajar. Proses belajar dimulai sejak dini, dalam hal ini lingkungan keluarga sangat berperan dalam pembentukan anak.
Karakter anak berasal dari keluarga
Jika sejak dini orang tua dan orang-orang di lingkungan keluarga memberikan dan mengajarkan contoh-contoh yang positif, maka yang tumbuh dalam diri anak itu juga karakter yang positif. Sebaliknya, ketika dari kecil muatan negatif sudah masuk dalam perjalanan hidup seorang anak maka hal serupa yang akan menjadi karakter saat dewasa nanti.
Orang tua akan menuai apa yang ditanamnya. Jika nilai-nilai positif seperti sopan, santun, diajarkan kerjasama, bertanggungjawab, saling menghargai, dan sebagainya itu ditanamkan dalam proses belajar anak maka kelak dewasa karakter tersebut akan melekat pada anak.
Menciptakan kehangatan di dalam keluarga
Tantangan lebih besar saat mendidik anak adalh saat anak berada pada fase remaja. Saat mengalami pubertas, anak mungkin akan mengalami masa pemberontakan. Di sini peran orang tua sangat dibutuhkan untuk tetap menjaga karakter positif anak.
Jika suatu saat anak merasa bahwa keluarga menjadi sumber ketidaknyamanan, ia akan keluar dari zona tersebut. Fatalnya, jika terjerumus pada lingkungan yang negatif maka karakter anak juga akan terkontaminasi.
Kembali pada patung lilin tadi, pada fase remaja sebetulnya anak masih bisa dibentuk hanya saja tidak semudah pada waktu masih anak-anak. Sehingga dibutuhkan usaha lebih. Lebih telaten, lebih sabar, lebih tekun.
Ketika kondisi anak mulai mengeras, orang tua dapat kembali melenturkan karakter anak dengan cara menghangatkan. Orang tua dapat memulai dengan menciptakan suasana yang hangat dan penuh kasih sayang. Kemudian memberikan pengertian bahwa hal-hal negatif seperti kekerasan, narkoba, pornografi, radikalisme dan sebagainya itu bukan hal yang baik.
Orang tua dapat menjalin suasana yang penuh persahabatan dan kehangatan untuk melenturkan kembali karakter anak, bukan dengan hal-hal bersifat otoriter atau menggunakan kekerasan.
Bagi Kak Seto, anak adalah pondasi bangsa. Bangsa yang besar adalah bangsa yang mencintai anak-anak, dan mewujudkan bangsa yang harmonis itu dimulai dari suasana harmonis dari keluarga. (*)
Sumber: Youtube Homeschooling Kak Seto