Tegal, Infojateng.id –Berawal dari hobi sang istri, Rama Sahid berhasil memberikan alternatif oleh-oleh dari Tegal yang eksklusif dan tahan lama. Pengalaman bisnis owner Mimie Brownie dan Mimie Coffee ini dibagikan dalam acara Goll…Aborasi JNE Ngajak Online 2022, Kamis (14/4/2022).
Rama Sahid mengakui pandemi Covid-19 cukup membuat shock, tapi di lain sisi memberikan hikmah tersendiri untuk usahanya yang bergerak di bidang food and beverage. Jika sebelumnya bisnisnya hanya beroperasi secara offline, pandemi justru memberikan kesempatan produk usahanya juga dikenal secara online.
“Pandemi ini hikmahnya justru malah banyak orang yang butuh makanan yang higienis. Di situ kita beradaptasi dan melihat peluang. Dengan online, produk kita bisa dijual dengan take away, juga banyak yang menggunakan produk kami sebagai hadiah untuk mereka yang sedang melakukan isolasi mandiri,” jelas Rama.
Spesialisasi produk kue brownies yang dirintis dari hasil hobi sang istri yang suka berkreasi membuat kue ini adalah brownies otentik yang dipanggang, dengan kemasan yang ramah lingkungan. Sekaligus menjadi alternatif oleh-oleh dari Tegal yang eksklusif dan tahan lama.
Perjalanan bisnis kue dan kopi ini juga didukung kekuatan media sosial yang ia kelola, dan rencana terdekatnya Mimie Brownie akan segera meluncurkan aplikasi yang memberikan kemudahan bagi pelanggan. “Melalui aplikasi nanti pelanggan bisa membeli produk dengan harga yang sama dan lebih cepat,” jelas Rama.
Di sisi lain, Erwij Rizqi Maulana yang punya bisnis di bidang fesyen anak Hayyakidz juga membagikan pengalamannya. Menurutnya untuk membuka usaha itu harus memperhatikan market fit atau kebutuhan pasar. Saat pandemi berlangsung ia melihat celah ekonomi, dimana kebutuhan baju casual anak menjadi lebih tinggi daripada seragam karena kegiatan sekolah yang beralih daring dan kegiatan di rumah menjadi semakin intens.
“Selama masih dalam koridor pakaian anak cukup diuntungkan, apalagi karakter anak itu bertumbuh sehingga akan selalu dibutuhkan,” terang Erwin.
Sementara untuk menjaga kualitas, ia lebih fokus pada penawaran harga yang tidak lebih mahal dari harga di pasar atau mal juga menyediakan bahan pakaian yang adem dan nyaman.
“Kita juga perlu membuat ketentuan umur produk yang dijual agar perputaran mode atau gaya pakaian yang dijual bisa selalu up to date,” tutupnya. (redaksi)