PATI– Kepala Dispermadesdukcapil Provinsi Jawa Tengah, Sugeng Riyanto,
juga menyampaikan, pada 2019 lalu, rata-rata capaian pencairan Bankeu ialah 98 persen.
“Artinya, ada dua persen yang tidak mencairkan Bankeu. Kenapa kok tidak dicairkan? Saya harap tahun ini semua bantuan yang diberikan 100 persen dicairkan”, ujarnya.
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, lanjut Sugeng, kini mengucurkan triliunan rupiah untuk Bantuan Keuangan (Bankeu) Pemerintah Desa se-Jawa Tengah.
Bankeu tersebut, menurutnya, meliputi beberapa jenis.
Pertama, untuk operasional Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa (KPMD) di 7.809 desa. Dengan total anggaran Rp 39 miliar, masing-masing desa akan menerima Rp 5 juta.
Kedua, untuk Pengembangan Kawasan Perdesaan untuk 53 desa di 12 kabupaten. Masing-masing desa menerima Rp 50 juta, sehingga total anggarannya Rp 2,6 miliar.
Ketiga, untuk Sarana dan Prasarana Perdesaan di 5.382 titik, dengan total anggaran Rp 941,2 miliar.
Keempat, untuk Peningkatan Ketahanan Masyarakat Desa bagi 3.764 desa di 29 kabupaten. Masing-masing Rp 50 juta, sehingga totalnya Rp 188,2 miliar. Dari anggaran Rp 50 juta yang diterima masing-masing, Rp 30 juta untuk perbaikan 3 unit rumah tidak layak huni. Adapun sisanya Rp 20 juta untuk kegiatan pemberdayaan masyarakat.
Di samping itu, lanjut dia, tahun ini ada tambahan satu jenis Bankeu, yaitu pengembangan desa wisata yang diampu Disporapar Jateng. “Bankeu ini tidak didapat seluruh desa. Terkait hal ini akan ada sosialisasi lebih lanjut”, pungkasnya.(redaksi)