INFOJATENG.ID – Apa yang terbayang di benakmu ketika mendengar kata “perempuan”? Perempuan bagi saya adalah sosok penuh kompleksitas. Perihal kehidupan sosial, pendidikan, status yang disandang oleh perempuan selalu disinggung, dipertanyakan, dan disalahpahami. Maka tak heran jika perempuan kemudian bergerak dalam meraih haknya untuk bisa hidup sebagaimana seharusnya.
Banyak sekali kisah-kisah tentang perempuan yang diangkat kedalam buku dengan berbagai tujuan. Mulai dari memberikan edukasi, menyuarakan kesetaraan, berbagi pengalaman, dan masih banyak lagi. Dan tiga buku tentang perempuan di bawah ini adalah sekelumit dari banyaknya buku bertema perempuan.
Rahasia Salinem
Buku yang ditulis Briliant Yotenaga dan Wisnu Suryaning Aji adalah fiksi yang didasarkan pada sosok seorang di kehidupan nyata yaitu Salinem. Ia digambarkan sebagai seorang yang bijak dan cerdik. Sepanjang hidupnya Salinem mengabdi dan mengurus keperluan keluarga keraton dengan serangkaian cerita pahit nan kelam dan misteri kehidupan justru baru terkuak setelah sepeninggalnya.
Cerita dibawakan dengan alur maju-mundur, dengan setting waktu pada 1923 hingga 2013 dimana penggalian misteri kehidupan baru dimulai dengan petunjuk kecil. Bagaimana seorang abdi bisa berteman dekat dengan kerabat keraton, juga tentang kesetiaan yang tak pernah luntur meskipun pasang surut kehidupan keraton tak selalu memberikan kebahagiaan. Simak kisah selengkapnya, dan temukan kalimat bijak dari Mbah Nem.
Perempuan
Kompleksitas perempuan dibawakan oleh cendekiawan dalam bidang agama, M. Quraish Shihab, dalam karyanya berjudul “Perempuan” yang terbit pada 2018 lalu.
Buku ini membahas banyak aspek tentang perempuan. Mulai dari karakter, sifat, kebiasaan, kehidupan berumah tangga, hingga peran perempuan dalam kehidupan bermasyarakat. Tentunya dalam koridor pandangan Islam.
Isi buku ini bisa menjadi oase baru dalam memandang kaum perempuan, juga bisa menjadi kamus dasar dalam memahami perempuan.
Cantik Itu Luka
Stempel sebagai perempuan berparas cantik didambakan banyak kaum hawa dan adam. Tapi kesempurnaan wajah itu tak selalu membahagiakan hati pemiliknya.
Karakter Dewi Ayu, sosok berparas elok, menjual kemolekannya. Akan tetapi tak semua orang punya akses terhadapnya. Ia yang mengendalikan aksesnya, termasuk kondisi persyaratan yang harus dipenuhi pelanggannya.
Tak hanya fokus pada satu tokoh Dewi, Eka Kurniawan membawakan kisah yang cukup luas pada satu keluarga yang hidup di kota salah satu provinsi di Indonesia dengan kepelikannya, namun juga ada bumbu humor di tengahnya.(*)