INFOJATENG.ID – Mengasuh anak bukan hal mudah untuk dilakukan. Dalam prosesnya orang tua ikut belajar dalam memahami buah hatinya. Dengan karakter bawaan anak yang berbeda-beda, proses memahami perasaan mereka juga berbeda.
Ada masanya, seorang tengah dalam emosi hingga tantrum. Ketika anak menginginkan sesuatu dengan sangat, hingga ia lepas kendali karena ingin sekali mendapatkannya. Kondisi tersebut mengetes kesabaran orang tua. Apalagi ketika ditambah dengan kondisi emosi orang tua tidak stabil, menenangkan anak yang sedang tantrum bisa membuat emosi semakin tinggi.
Seorang psikolog keluarga, Elly Risman bahwa mengasuh anak itu butuh ilmu, memahami bahwa setiap anak itu unik, harus sesuai dengan tahapan usia dan perkembangan otaknya, serta yang paling mahal adalah harus sabar karena orang tua menghadapi makhluk lain yang sifatnya mungin gabungan dari suami-istri.
Ada beberapa penyakit orang tua ketika menghadapi anak yang tengah emosi. Misalnya dengan memberikan iming-iming atau menjanjikan sesuatu, atau menakut-nakuti dengan hal-hal tertentu agar anak segera tenang. Dalam perkembangan psikologi anak, tindakan tersebut tidak dianjurkan karena jika dilakukan terus menerus akan menjadi kebiasaan.
“Mengasuh anak itu membentuk kebiasaan dan meninggalkan kenangan,” kata Elly Risman.
Bagaimana menenangkan emosi anak yang tantrum?
Diamkan sebentar lalu beri pelukan
Sesuai dengan usianya, ketika anak emosi orang tua bisa membiarkan anak meluapkan emosinya dahulu. Misal untuk anak usia dua tahun, beri jarak dua menit. Jika dalam kurun waktu tersebut semakin parah, atau bahkan membahayakan diri sang anak orang tua perlu mendekatinya lalu memeluknya dengan erat.
Menurunkan volume suara
Ketika sudah dalam pelukan, sampaikan kata-kata dengan frekuensi suara rendah dan lembut. Menghadapi emosi anak yang sedang tinggi dengan perkataan dengan frekuensi yang sama tidak dapat meredakan emosi, justru bisa memperparah. Oleh sebab itu frekuensi suara sangat penting untuk menenangkan anak.
Alihkan lalu jelaskan
Sambil menyampaikan perkataan dengan lembut, alihkan perhatian anak. Baru ketika sudah tenang, orang tua bisa memberikan penjelasan dengan kalimat yang mudah dipahami dan intonasi yang lembut.
Penting juga bagi orang tua untuk menebak bahasa tubuh atau perasaan anak ketika anak tengah menginginkan sesuatu. Dengan memahami mereka, anak akan merasa diterima dan dikenali. Jika sudah demikian, tanyakan kepada anak alasan menginginkan hal itu.
Anak perlu diberikan pemahaman bahwa tidak semua yang diinginkan itu bisa didapatkan. Perlu diingat juga, orang tua harus punya kendali dalam menghadapi anak yang sedang tantrum.(*)
Sumber: Youtube Official Net News