INFOJATENG.ID – Pada saat tertentu tindakan yang kita lakukan dipengaruhi oleh tingkat emosi. Saat emosi tinggi, tindakan yang dilakukan mungkin bisa menyakiti orang lain. Sebaliknya ketika sedang dalam emosi stabil, diri kita bisa menghadapi segala sesuatu dengan lebih tenang.
Saat emosi tinggi, marah mungkin satu hal wajar untuk meluapkan emosi tersebut. Tetapi marah-marah sedianya tidak dilakukan secara kasar. Ada cara anggun mengekspresikan emosi marah seperti tips yang dibagikan oleh Mario Teguh.
Menurut motivator yang juga konsultan kebangsaan Indonesia ini mengatakan, banyak orang merasa penghormatan terhadap dirinya turun karena dalam perasaan marah sehingga ia meliarkan diri. Marah dan liar diproduksi dan disemangati oleh kesombongan. Kenapa demikian, karena hanya orang sombong yang bisa marah-marah secara kasar.
Orang yang sombong, merasa dirinya lebih kuat, lebih berkuasa daripada orang yang dimarahi. Tapi, jika dibalik kondisinya. Ketika ia marah kepada orang yang lebih berkuasa, ia tidak bisa marah dan paling banyak hanya mangkel atau nggrundel di belakang.
Nah, untuk menghindari itu kita bisa mengatur emosi dan berdialog dengan diri sendiri sebelum memutuskan mau marah.
Jangan sombong
Orang yang tidak sombong, marahnya tidak akan merendahkan orang lain. Merendahkan orang lain berarti ia merasa dirinya lebih dari orang yang dimarahi. Selain itu kebanyakan orang tidak mengatur perbedaan saat menjadi ramah dan saat marah.
Contohnya, ketika orang biasa berkirim pesan dengan menggunakan nama panggilan saja, kemudian berubah dengan menyebutkan nama lengkap. Saat itulah dia marah, tapi tidak ada kesombongan di dalamnya
Menghormati diri
Menghormati diri ketika marah itu bisa dilakukan dengan kembali introspeksi kepada diri sendiri. Misalnya dengan menanyai diri sendiri. “Saya orang beradab, apakah orang beradab marahnya seperti orang jahiliah?” atau “Saya orang yang sudah dewasa, apakah pantas saya marah seperti anak kecil?”
Tidak merendahkan orang lain
Saat hendak memarahi orang lain, cobalah berada di posisi mereka. Apakah kita gak pernah salah sehingga tidak pantas dimarahi. Logikanya, orang yang dimarahi itu mengharapkan tidak direndahkan karena kesalahannya.
Sebagai orang yang marah, upayakan untuk tidak kehilangan rasa hormat baik terhadap diri sendiri dan orang yang dimarahi. Serta membangun rasa hormat setelah memarahi agar orang yang dimaksud menjadi orang yang lebih baik.(*)
Sumber: Youtube Mario Teguh TV