Infojateng.id – Hari Raya Waisak Tahun 2022 Masehi jatuh pada Senin (16/2/2022). Umat Buddha di seluruh dunia, punya tradisi masing-masing dalam merayakan hari besar Buddha itu.
Lalu seperti apa perayaanya? Berikut, tradisi perayaan Hari Raya Waisak yang dihimpun Infojateng.id dari berbagai sumber.
1. Nyalakan Lampu Minyak dan Lilin Berbentuk Bunga Lotus
Menyalakan lampu minyak bertujuan untuk mengusir kegelapan, dan juga dimaknai sebagai penerangan kehidupan manusia. Selain lampu minyak, penerangan juga dilakukan dengan menyalakan lilin yang berbentuk bunga lotus. Bunga lotus sendiri memiliki makna, sesuatu yang indah mampu hidup di air yang keruh.
Dengan begitu, bunga lotus melambangkan keindahan yang bisa muncul dari sebuah dunia yang bisa dianggap berantakan ini. Terdapat juga sebuah cerita yang mengatakan bahwa Buddha sendiri pernah muncul secara magis dari bunga lotus ini.
2. Mengunjungi Tempat Kelahiran Buddha di Nepal
Bagi umat Buddha yang berada di Nepal, biasanya mereka akan mengunjungi tempat kelahiran Buddha saat perayaan Waisak, yaitu tepatnya di Lumbini. Di sana mereka akan melakukan serangkaian acara serta akan berusaha untuk melakukan kebajikan sebanyak mungkin.
Selain memberikan sesembahan, umat yang ada di sana juga akan memberikan sumbangan kepada orang-orang yang membutuhkan, serta akan mengunjungi Vihara agar bisa memberi penghormatan kepada sang Buddha.
3 Dikibarkannya Bendera Buddha di Rumah-rumah Umat Buddha
Kegiatan menarik lainnya yang hanya bisa kita temui saat perayaan Waisak ialah dikibarkannya bendera Buddha di rumah-rumah umat Buddha. Biasanya umat Buddha akan mengunjungi kuil, dan akan mendapat bendera Buddha secara gratis, dan kemudian menggantung bendera-bendera tersebut selama hari raya Waisak berlangsung.
Bendera Buddha sendiri baru ada sejak tahun 1.800-an, dirancang oleh Kolonel Henry S. Olcott dan J.R de Silva. Pada bendera Buddha, terdapat enam garis vertikal berwarna biru, kuning, merah, putih dan juga oranye.
Meskipun bendera ini tidak dibuat langsung oleh sang Buddha, tetapi bendera ini memiliki makna yang cukup mendalam bagi umat Buddha.
4 Kegiatan Menghias Candi di Korea Selatan
Saat perayaan Waisak, membersihkan tempat peribadatan tentu merupakan salah satu yang perlu dilakukan, termasuk membersihkan daerah sekitar candi.
Tetapi di Korea Selatan, candi rupanya tidak hanya sekedar dibersihkan saja, tetapi juga dihias dengan sedemikian rupa sehingga menjadi tampak indah dan megah.
5. Ritual Mandi Sang Buddha
Salah satu ritual suci dan paling populer yang dilakukan saat perayaan Waisak yaitu ritual mandi sang Buddha yang dilakukan di kuil. Ritual ini memiliki begitu banyak tujuan, yaitu untuk memurnikan hati serta pikiran dari kebencian, keserakahan serta ketidaktahuan.
Ritual mandi sang Buddha ini sepertinya dilakukan dengan cara yang berbeda-beda di setiap tempat, seperti misalnya di Thailand. Umat Buddha akan menempelkan daun emas ke dewa berwajah empat, yaitu Phra Phom dan juga kepada seorang biarawan terhormat dari Thailand yang bernama Luang Phor Tuad.
6. Melepaskan Banyak Burung
Apabila kebetulan berada di Singapura saat perayaan Waisak, maka Anda akan melihat sebuah tradisi unik di sana. Umat Buddha yang ada di Singapura biasanya akan melepaskan begitu banyak burung saat perayaan Waisak berlangsung.
Pelepasan burung ini juga memiliki makna yang mendalam, dan melambangkan datangnya hari yang baru, yang pastinya diharapkan akan menjadi lebih baik. (*)
Sumber:
Beginilah Tradisi Yang Dilakukan Umat Buddha Saat Hari Raya Waisak