Pati, infojateng.id – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Pati tengah mengembangkan budidaya maggot di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sukoharjo, Margorejo, Pati, Jawa Tengah. Pembudidayaan maggot dalam rangka upaya mengurangi sampah organik yang terkumpul di TPA tersebut.
Kepala Seksi Pengurangan Sampah pada Bidang Kebersihan, Persampahan dan Pertamanan (KPP) DLH Pati Ragil Nurwahyudi mengatakan, pengembangan budidaya maggot baru mulai pada Janari tahun ini. Meski, untuk pembangunan tempat budidayanya dengan anggaran tahun sebelumnya.
“Untuk pengembangan budidaya maggot kami lakukan bertahap. Apalagi ini terbilang baru. Jadi pada akhir 2021, kami menyiapkan tempat budidaya, selanjutnya pada 2022 Januari, kami baru memulai budidaya maggot,” katanya didampingi staff Seksi Pengurangan Sampah Noor Akhsan.
Seksi Penguran Sampah DLH Pati Noor Akhsan menunjukkan telur lalat dalam proses pengembangan maggot belum lama ini.
Ragil menjelaskan, tempat budidaya maggot berada di TPA Sukoharjo dengan luas bangunan total 4×10 meter. Di dalam bangunan tersebut ada beberapa bagian, antara lain untuk maggot mengurai sampah, dan sarang lalat tentara hitam atau black soldier fly (BSF).
“Untuk tempat maggotnya atau biasa disebut biopon seluas satu meter persegi ada delapan buah. Sedang tempat BSF seluas empat meter persegi. Tak hanya itu, di dalam tempat ini (pembudidayaan maggot, Red) juga ada tempat lalat untuk bertelur atau eggis yang kami letakan di sarang BSF. Kemudian, juga ada rak untuk tempat baby maggot dan pre-puppa,” urainya.
Lanjut Ragil, untuk saat ini maggot yang ada sebulan bisa efektif mengurangi sampah mulai 30 hingga 50 kilogram dalam sehari. Jumlah tersebut bisa semakin banyak apabila seiring dengan jumlah maggot yang ada.