Pati, infojateng.id – Unniversitas Negeri Semarang (Unnes) mengembangkan rintisan desa digital melalui pengelolaan website desa di Desa Gadu, Kecamatan Gunungwungkal, Kabupaten Pati, Jawa Tengah (Jateng). Dengan itu, harapannya potensi desa bisa terangkat sehingga dikenal banyak orang.
Potensi alam di desa tersebut sangat besar. Tanahnya subur ditanami pohon randu, karet hingga rambutan. Hasil madu juga cukup potensial. Bahkan, 70 persen dari sekitar 700 kepala keluarga (KK) beternak madu. Dalam setahun, warga mampu menghasilkan sekitar 500 ton madu.
Sayangnya, potensi ini tidak banyak orang yang tahu. Maka dari itu Unnes Semarang mencoba membantu masyarakat untuk memperkenalkan potensi desanya melalui digital.
Tim Fakultas Ilmu Sosial (FIS) Unnes mendampingi warga membuat konten-konten agar Desa Gadu semakin terkenal. Konten-konten ini akan dipublikasikan di website desa.
“Kami beserta tim melakukan penataan konten website desa untuk rintisan desa digital. Jadi website Desa Gadu itu sudah ada, tapi perlu update terus. Agar desa lebih dikenal oleh publik maka websitenya harus ditata. Apalagi Desa Gadu mempunyai potensi alam yang melimpah,” ujar Ketua Tim dari Unnes Eva Bonawati.
Pihaknya mendampingi masyarakat selama tiga bulan. Mulai Mei 2022 hingga Juli 2022. Prof Eva menilai website Desa Gadu sudah bagus. Namun masih ada beberapa yang perlu dibenahi.
“Perlu ditambah lagi konten-kontennya untuk mengangkat potensi desa. Syukur-syukur orang akan melirik potensi desa. Kekurangan ndak ada tetapi potensi belum menonjol,” ungkap Eva.
Kepala Desa Gadu, Imam Solikin menyambut baik langkah Unnes Semarang ini. Ia berharap pelatihan website ini nantinya bisa membuat potensi madu di desanya dapat diketahui oleh publik sehingga ekonomi masyarakat ikut terangkat.
“Apalagi saat ini era digital. Setelah dikenal orang cari madu bisa mudah dan langsung ke desa Gadu,” tandas lelaki yang akrab disapa Imam ini.(redaksi)