SEMARANG – Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen menyebut jika seorang pemimpin perubahan haruslah memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi diri sendiri dan permasalahan yang ada dalam organisasi.
Bagi lelaki yang karib disapa Gus Yasin itu pemimpin perubahan haruslah bisa melayani masyarakat, mengimplementasikan sebuah solusi dengan baik, dan memiliki integritas. Hal itu disampaikannya saat membuka Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN) tingkat II angkatan ke 3 tahun 2020 di Auditorium Sasana Widya Praja, BPSDMD Provinsi Jawa Tengah, Senin(2/3/2020).
“Untuk bisa melakukan sesuatu, kita harus mampu mengetahui kemampuan atau mengidentifikasi diri sendiri. Ketika kita mengetahui kemampuan dan diri kita, maka kita bisa mengatur dan menjadi leader di tingkat yang kita pimpin,” kata Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen.
Di hadapan 60 peserta PKN tingkat II Angkatan ke-3 tersebut, Taj Yasin menjelaskan bagaimana seorang pemimpin itu tidak terbentuk secara tiba-tiba tetapi melalui proses pembelajaran. Memahami diri sendiri dan bisa mengidentifikasi permasalahan akan membantu seorang pemimpin untuk tahu posisinya. Seorang pemimpin sekarang ini juga diharapkan tidak bekerja sendiri tetapi harus melibatkan semua orang untuk memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat.
“Bagaimana posisi mereka di kantor, posisi dalam menyelesaikan permasalahan di lembaga atau organisasi yang diemban saat ini, dan tentunya ketika mereka ada di masyarakat. Jadi tidak hanya memberikan solusi saja, memerintah saja, tetapi bagaimana mengimplementasikan permasalahan dan solusinya itu sampai kepada masyarakat,”jelasnya.
Gus Yasin juga menekankan seorang pemimpin harus memiliki integritas dan harus dikedepankan dalam bekerja. Terlebih sekarang ini sudah masuk dalam industri 4.0. Sehingga nantinya seorang pemimpin bisa membawa perubahan ke arah yang lebih baik.
“Harus diingat, kita kerja bukan untuk pemerintah tetapi untuk masyarakat. Kalau kita tidak tahu itu, ya salah kaprah,” ungkap Taj Yasin.
Sementara itu Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN) RI, Adi Suryanto, mengatakan seorang pemimpin harus tahu masalah yang ada di organisasinya sebelum ada anak buah yang tahu atau memberikan laporan. Itulah guna mengidentifikasi diri dan permasalahan organisasi.
“Pemimpin perubahan itu harus tahu persis masalah organisasinya. Istilahnya, jarum jatuh di kantornya saja pemimpin itu harus tahu. Maka dari itu pemimpin harus bisa menguasai mata air atau sumber permasalahan, menguasai air mata atau permasalahan bawahan di luar organisasi, dan menguasai mata-mata atau orang-orang yang bisa jadi hendak menjatuhkan organisasi,”katanya.
Adi berharap melalui PKN tingkat II Angkatan ke-3 ini ke depan Indonesia memiliki kader yang siap untuk memimpin. Tidak hanya sekedar memimpin tetapi pemimpin yang juga bisa merasakan menjadi bawahan.
Adapun PKN Tingkat II Angkatan ke-3 tahun 2020 tersebut diikuti oleh 60 peserta yang berasal dari berbagai daerah, baik kabupaten/kota di Jawa Tengah maupun provinsi lainnya. Setidaknya ada 40 orang yang berasal dari kabupaten/kota di Jawa Tengah dan Pemprov Jawa Tengah. Sisanya tersebar mulai Kota Yogyakarta, Pemprov DIY, Kabupaten Simalungun, Kabupaten Sorong, Bangka Tengah, serta instansi lain seperti BPS Jateng dan Kejaksaan Agung.(redaksi)