Rembang, infojateng.id – Desa Mojowarno, Kecamatan Kaliori, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah (Jateng) mengusung konsep smart village dalam pembangunan desaDema. Mengingat pelaksanaan program desa dengan pendekatan informasi dan tekonologi.
Admin Sistem Informasi Desa (SID) Mojowarno, Fahrurrohim mengatakan, konsep smart village Mojowarno ini lebih ke mengemas website desa menjadi sistem informasi yang ideal sesuai arahan Kementrian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi.
“Di web tersebut, Pemerintah Desa menyajikan informasi tentang laporan keuangan, pembangunan, data statistik dan berbagai macam informasi desa lainnya,” urainya.
Selain itu warga desa juga bisa mengakses layanan secara mandiri melalui Anjungan Desa Mandiri. Anjungan ini memiliki banyak fungsi dan kegunaan.
Anjungan mandiri bisa untuk mengecek bantuan sosial warga, mengecek kartu KIS PBI, informasi keuangan Desa, progres pembangunan di Desa serta informasi lainnya. Termasuk mengurus surat pengantar akan menikah, surat pengantar untuk usaha, atau surat domisili sampai aduan warga.
“Warga bisa menggunakan Anjungan Desa Mandiri memakai KTP Elektronik. Dari rumah juga bisa, memakai mobile app, atau pakai google itu juga bisa tanpa harus datang, jadi layanan 24 jam sudah terlayani, begitu datang ke desa langsung tinggal ambil surat, ” terangnya.
Tiap hari rata- rata yang mengakses web
mojowarno-rembang.desa.id ada 1000 viewer. Saat ditanya kunci suksesnya penyajian layanan tersebut yakni adanya komunikasi yang baik antara Pemdes dan warga serta admin yang mau belajar dan menata data desa.
Wakil Bupati Rembang Mochammad Hanies Cholil Barro’ mengapresiasi konsep smart village atau desa pintar yang ada di Kabupaten Rembang. Menurutnya, progam Pemdes Mojowarno ini dapat mendukung visi misinya bersama Bupati H.Abdul Hafidz untuk menjadikan Rembang sebagai Smart City atau Kota Pintar.
“Nanti kalau ini benar- benar jalan, sistemnya udah oke, efeknya sudah kemana- mana. Karena digitalisasi ini merupakan suatu kebutuhan mutlak dan harus kita lakukan terutama dalam pelayanan,” ungkapnya.
Wabup berharap Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait bisa mendorong agar smart village Mojowarno ini bisa ditiru Pemdes lainnya.
“Mulai dulu dari Kaliori, yang paling dekat sini seperti Desa Tambakagung, Dresi Kulon dan Sambiyan. Tiga desa terdekat ini bisa mencontoh terlebih dulu,” imbuhnya.
Menurut Wabup jika biaya yang dikeluarkan untuk keperluan Mojowarno Smart Village besar, itu hal wajar. Namun semua itu terbayarkan dengan manfaat bagi warga dan Pemdes itu sendiri.(redaksi)