Pati, Infojateng.id – Kejadian yang menimpa Siti Mardhiyah, nasabah BRI KCP Juwana, Pati patut menjadi pelajaran bagi para nasabah perbankan lainya. Sebab, penipuan yang menyebabkan tabunganya terkuras dalam hitungan menit itu, bisa saja terjadi pada nasabah lain.
Pihak perbankan, di sini kapasitasnya hanya membantu melacak uang itu di cairkan di mana? atau di transfer ke mana? Data Itupun, kemungkinan hanya akan di berikan kepada pihak berwajib atau untuk kepentingan penyidikan.
Modus penipuan saat ini semakin canggih. Tidak perlu kontak fisik dengan korban, para pelaku pembobol rekening di bank ini mampu menguras ratusan juta hingga miliaran rupiah dalam waktu sekejap. Sistem keamanan perbankan mungkin saja sudah berlapis, tapi faktanya masih saja bisa di bobol orang yang tak bertanggungjawab.
Zaman dulu, menyimpan uang di Bank, adalah solusi terbaik ketimbang menyimpan uang di rumah. Sekarang, menyimpan uang di Bank juga harus hati-hati dan waspada. Penipu bisa saja mengatasnamakan diri dari perbankan, dari penyelenggara kuis bahkan bisa mengelabui korbanya dengan meminta kode One Time Password (OTP) yang muncul tiba-tiba di SMS.
Melihat kornologi terkurasnya rekening nasabah atas nama Siti Mardhiyah, sebenarnya ada titik lemah pihak bank. Menurut Infojateng.id, seharusnya pihak perbankan memberikan pengamanan tambahan untuk perpindahan nomor rekening. Seharusnya ada verifikasi fisik bagi nasabah yang ingin berpindah nomor operator. Jadi tidak cukup hanya mengandalkan kode OTP saja seperti prosedur selama ini, karena resiko finansialnya sangat tinggi.
Tanpa verifikasi fisik, tentunya memudahkan aksi penipuan seperti ini, walaupun secara legal memang salah nasabah. Secara teknis, kasus ini bukan karena kelemahan dari sistem mobile banking, namun ada kelemahan dari sistem dan prosedur dari pihak bank. Bahkan pengaman dengan sistem token yang katanya lebih aman, juga bisa di bobol jika penipu bisa membuat korbannya memasukkan kode OTP dari token ke situs tertentu (phising).
Hal ini membuktikan, jika para pelaku spesialis pembobol rekening perbankan memahami psikologi nasabah dan punya data untuk memaksa kode OTP itu tiba-tiba keluar.
Pimpinan Cabang BRI Kantor Cabang Pati Muhammad Ridwan meminta agar para nasabahnya bisa lebih berhati-hati dan waspada terhadap segala bentuk upaya penipuan.
“BRI hanya menggunakan saluran resmi website dan social media resmi (verified/centang biru) sebagai media komunikasi yang dapat di akses oleh masyarakat secara luas melalui, website, instagram, twitter, facebook dan youtube,” paparnya.
Ia juga mengimbau agar nasabah lebih berhati-hati dan tidak menginformasikan kerahasiaan data pribadi dan data perbankan seperti nomor rekening, nomor kartu, PIN, user dan password internet banking, OTP, dan lain sebagainya kepada orang lain termasuk yang mengatasnamakan BRI, baik melalui tautan, website, maupun pesan singkat dari sumber tidak resmi yang tidak dapat di pertanggungjawabkan kebenarannya. (redaksi)