Rembang, infojateng.id – Sejumlah ibu-ibu di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah (Jateng) tak kehabisan akal untuk berkreasi. Bahkan, dengan menjadikan produk kecantikan, garam lokal asal Kota Garam bisa dijual dengan harga Rp 70 ribu perkilogram.
Ya, para ibu-ibu yang tergabung dengan Koperasi Tani Sari Makmur memproduksi garam lokal menjadi produk kecantikan berupa garam SPA.
Dari informasi yang dihimpun infojateng.id, garam SPA memiliki banyak manfaat. Mulai dari membantu membersihkan kukit hingga sebagai terapi untuk insomnia.
Ketua Koperasi Tani Sari Makmur, Dias Eko Erry Akhmadi mengatakan, kreasi garam untuk produk kecantikan sudah sejak 2018.
Ia mengungkapkan ide diversifikasi garam sendiri dia dapat saat mengikuti pelatihan selama satu bulan di Kabupaten Indramayu pada tahun 2017.
“Setahun kemudian anggota koperasi, khususnya ibu-ibu bersama LSM Perempuan mencoba memproduksi garam SPA sendiri,” katanya.
Ia menjelaskan, produk Garam SPA dikemas menjadi dua ukuran. Kemasan 100 gram dijual Rp.7 ribu dan 250 gram dibandrol Rp. 15 ribu. “Satu kilonya ya 70 ribu. Sangat membantu apalagi saat harga garam untuk konsumsi anjlok,” urainya.
Pria yang akrab disapa Erry itu menambahkan garamnya dicampur dengan aroma terapi dan Essential Oil atau minyak alami yang diekstrak dari satu jenis tanaman tertentu.
“Kami menggunakan garam pilihan, garam yang lebih dari 2 minggu atau 15 hari , kristalnya besar dan NaCl nya bagus. Kami menggunakan essential oilnya dari minyak zaitun, pewarnanya alami, dari mawar, buah naga, ” tuturnya.
Pria berusia 41 tahun ini menjelaskan cara pemakaian garam SPA cukup mudah. Garam SPA dimasukkan ke dalam air hangat, kemudian badan atau cukup kaki direndam.
Pemasaran produk dilakukannya melalui konvensional dari mulut ke mulut dan media sosial, termasuk pameran. Konsumennya tak hanya dari dalam kota, tetapi Yogyakarta , Jakarta dan Bandung.
Produk Garam SPA produk Koperasi yang dipimpinnya itu saat ini dalam proses pengurusan ijin di Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM).
“Kalau yang SNI kita sudah punya, saat ini proses di BPOM yang kesehatan,” ungkapnya.
Soal kendala, warga desa Tambakagung Kecamatan Kaliori itu mengungkapkan hanya bahan baku, karena garam termasuk produk musiman.
Erry berharap garam SPA semakin diminati, sehingga berdampak membantu perekonomian anggota Koperasi dan petambak garam. Terlebih ada 20 orang yang terlibat dalam pembuatan garam SPA.(redaksi)
Berapa persen kadar Garam SPA tersebut?