Magelang, infojateng.id – Ruwatan Bumi berlangsung di Taman Lumbini, Kawasan Candi Borobudur, Selasa (13/9/2022) malam. Kegiatan tersebut merupakan puncak rangkaian Pertemuan Tingkat Menteri Kebudayaan atau Culture Ministers Meeting (CMM) negara G20 dan Festival Indonesia Bertutur yang digelar selama dua hari di kawasan Borobudur.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan Ruwatan Bumi menunjukkan komitmen negara-negara G20 untuk kembali perhatian terhadap lingkungan. “Negara-negara G20 untuk kembali ke lingkungan, punya perhatian tinggi terhadap lingkungan. Ya back to nature kira-kira begitu,” kata Ganjar
Konsep Ruwatan Bumi melibatkan 83 pemangku adat seluruh Indonesia yang memanjatkan doa bersama. Panjatan doa tersebut dikemas dalam sebuah pertunjukan kolosal dengan menampilkan kesenian dan budaya Bangsa Indonesia.
“Konsepnya adalah bagaimana cara-cara tradisional, cara-cara kebudayaan, yang dimiliki oleh bangsa Indonesia ini untuk ditampilkan dalam karya seni. Tadi ditampilkan hampir seluruh wilayah di Indonesia dengan berbagai keragaman bajunya, tariannya, bahasanya, dengan cara-caranya,” ujar Ganjar.
Menurut Ganjar, Ruwatan Bumi menjadi momentum mengenalkan tradisi dan budaya masyarakat Indonesia. Khususnya terkait menjaga alam dan lingkungan, serta beragamnya kekayaan budaya Indonesia.
“Betul-betul negara lain melihat bahwa kita kaya sekali soal ini. Tadi Menteri Urusan Parlemen dan Kebudayaan India bicara terus dan menghafalkan Ruwatan Bumi, Ruwatan Bumi. India tahu bahwa bumi itu artinya land, country, earth begitu. Mereka sangat paham soal itu. Lalu dari Jerman juga bercerita amazing tentang keragaman budaya kita,” jelas Ganjar.
Lebih lanjut, Ruwatan Bumi yang membawa spirit kearifan lokal masyarakat Indonesia itu merupakan pemantik bagi negara-negara G20 untuk kembali melihat kondisi bumi, lingkungan, dan kesenian yang ada dalam suatu negara.(redaksi)