Pati, infojateng.id – Siswa-siswi SMP Negeri 2 Tayu, Kabupaten Pati, Jawa Tengah (Jateng) antusias mengikuti pemilihan ketua OSIS (Pilkatos) baru-baru ini. Kegiatan yamg mengusung tema “Dare to be Super Leader!” itu menjadi wadah siswa untuk belajar demokrasi sejak dini.
Pelaksanaan Pilkatos berlangsung layaknya penyelenggaraan pemilihan umum (pemilu). Tahapannya pun tidak langsung pemilihan, melainkan dimulai dari Sosialisasi penyelenggaraan Pilkatos ke seluruh siswa.
Kemudian, tahapan pendaftaran bakal calon, verifikasi persyaratan calon, pengambilan nomor urut calon, debat dan penyampaian visi dan misi hingga pencoblosan.
Ada tiga calon Ketua OSIS yang memenuhi persyaratan, yaitu Auriel Latifah Maulana P., Safina Maryanti dan Alifa Kiara Amabel.
Pada tahapan pencoblosan, ada 6 Tempat Pemungutan Suara (TPS) di halaman indoor SMP N 2 Tayu. Hal tersebut untuk mencegah antrian siswa. Teknis pelaksanaan dimulai dengan semua kelas 9 dari kelas A sampai F.
Selanjutny, proses penghitungan suara dilaksanakan pada pukul 12.30 dan semua siswa wajib menyaksikan jalannya kegiatan.
Setelah memakan waktu hampir 2 jam, calon Ketua OSIS yang terpilih adalah Auriel Latifah Maulana P. dari kelas 8F. Ia merupakan siswa yang pintar dan aktif di berbagai kegiatan, yaitu OSIS dan pramuka.
Kepala SMP Negeri 2 Tayu Fajar Setyo Nugroho mengatakan, Pilkatos ini menjadi salah satu project penguatan profil pelajar Pancasila tema “Suara Demokrasi”. Dengan demikian, perhelatan tahunan ini menjadi ajang penerapan kurikulum merdeka bagi siswa.
“Pada tahapan sosialisasi, para siswa juga mendapat kesempatan langsung bertemu dengan komisioner KPU Kabupaten Pati, Haryono, yang menjelaskan tentang pemilihan umum. Secara umum, kegiatan ini menjadi wadah siswa untuk belajar demokrasi,” katanya.
Lanjut Fajar, Pilkatos juga menjadi wadah siswa untuk mengaktualisasikan diri dan wadah siswa untuk belajar kepemimpinan.
Sementara itu, terkait teknis pelaksanaan pencoblosan, aktivitas belajar mengajar tetap berjalan seperti biasanya. Siswa yang mendapat giliran mencoblos baru diizinkan keluar untuk menyampaikan suaranya di bilik yang tersedia.
“Hal ini dilakukan sebagai pembelajaran bagi siswa bahwa kegiatan pemilihan tidak lantas menghentikan aktivitas sehari-hari. Sehingga aktivitas belajar mengajar tetap berjalan seperti biasanya,” ungkapnya.(redaksi)