Infojateng.id- Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berhubungan dan berkomunikasi dengan manusia lain. Hal yang sering terjadi ketika berkomunikasi dengan orang lain di antaranya adalah saling menukar pengalaman, saling mengemukakan gagasan dan menerima pemikiran, saling mengutarakan perasaan atau saling mengekspresikan, serta menyetujui suatu pendirian atau keyakinan.
Namun untuk mengungkapkan pemikiran atau gagasannya, seseorang membutuhkan keberanian. Keberanian merupakan salah satu bentuk sikap yang wajib dimiliki oleh seseorang jika ingin mengungkapkan apa yang ada pada pemikirannya. Berani mengungkapkan apa yang dirasakan dan dipikirkan dalam bentuk kata-kata yang sistematis merupakan salah satu contoh dari sikap berani dan mempunyai kepercayaan diri yang tinggi.
Namun tidak semua orang dapat dengan mudah memiliki keberanian dan kepercayaan diri yang baik untuk mengungkapkan apa yang ia pikirkan, alami, maupun yang ia rasakan. Keberanian adalah suatu sikap untuk berbuat sesuatu dengan tidak terlalu merisaukan kemungkinan-kemungkinan buruk. Keberanian juga suatu modal yang sangat penting dalam menghadapi berbagai situasi dan kondisi yang terjadi, termasuk dalam pembelajaran.
Sedangkan percaya diri ialah sebuah rasa percaya akan kemampuan diri sendiri untuk melakukan satu tugas dengan baik. Percaya diri juga berarti memahami diri akan kelebihan dan juga kekurangannya yang dibalut dengan pandangan positif terhadap diri sendiri.
Seseorang yang memiliki keberanian dan kepercayaan diri yang baik akan memudahkan seseorang dalam mengungkapkan pendapatnya. Santoso (dalam Ningsih dan Wagimin 2015: 3) mengemukakan “pendapat adalah suatu hasil interaksi dan pemikiran manusia tentang suatu hal yang kemudian dinyatakan atau diekspresikan”. Dengan kata lain keberanian berpendapat merupakan suatu kemantapan hati dan rasa percaya diri dalam mengungkap hasil pemikiran seseorang dapat berupa tanggapan, ide, perkiraan, yang kemudian dinyatakan atau diekspresikan. Keberanian berpendapat inilah yang nantinya akan lebih mengaktifkan diskusi kelompok.
Untuk meningkat keberanian berpendapat dapat dilaksanakan melalui layanan bimbingan dan konseling yaitu dengan bimbingan kelompok dengan teknik talking chip. Prayitno (2012: 149) mengungkapkan bahwa “layanan bimbingan kelompok mengikutkan sejumlah peserta dalam kelompok, dengan konselor sebagai pemimpin kegiatan kelompok. Bimbingan kelompok mengaktifkan dinamika kelompok untuk membahas berbagai hal yang berguna bagi pengembangan pribadi peserta kegiatan kelompok”. Sedangkan Sugiyanto (dalam Kartika, dkk 2013: 3) mengungkapkan “dalam kegiatan talking chip, masing-masing anggota kelompok mendapatkan kesempatan untuk memberikan kontribusi mereka dan mendengarkan pandangan serta pemikiran anggota yang lain. Teknik belajar mengajar talking chip memastikan bahwa setiap siswa mendapatkan kesempatan untuk berperan serta”.
Bimbingan kelompok merupakan suatu layanan bimbingan dan konseling dimana membahas suatu topik yang sedang tren saat ini atau yang memang dibutuhkan oleh anggota kelompok melalui dinamika kelompok. Dengan memanfaatkan bimbingan kelompok dengan teknik talking chip, anggota kelompok mendapat kesempatan untuk memberikan kontribusi mereka, mendengarkan pandangan dan pemikiran anggota lain, serta melalui teknik talking chip memastikan bahwa setiap siswa mendapatkan kesempatan untuk berperan serta.
Layanan bimbingan kelompok dengan teknik talking chip dilaksanakan dalam bentuk kelompok diamana setiap anggota kelompok mendapatkan kartu dengan jumlah yang sama. Kemudian jika anggota kelompok hendak mengungkapkan gagasan, ide, pendapat, kritik, maupun saran maka diharuskan anggota kelompok meletakkan kartu yang mereka bawa di kotak yang telah disediakan. Sehingga setiap anggota kelompok mendapatkan hak yang sama dalam berpendapat, menyampaikan gagasan, ide, kritik, maupun saran serta dapat mendengarkan dan menghargai anggota kelompok lain yang sedang berpendapat.
Melalui layanan bimbingan kelompok dengan teknik talking chip ini diharapkan anggota kelompok dapat melatih keterampilan dalam berkomunikasi serta berpikir kritis, juga dapat meningkatkan keberanian dan kepercayaan dirinya dalam mengungkapkan pendapatnya.
Teknik ini sangat cocok diterapkan sebab tujuan dari teknik talking chip ini tidak hanya sekedar penguasaan bahan pelajaran, tetapi adanya unsur kerjasama untuk penguasaan materi tersebut. Teknik talking chips merupakan metode pembelajaran secara kelompok, maka kelompok merupakan tempat untuk mencapai tujuan sehingga kelompok harus mampu membuat anggota kelompok untuk belajar. Dengan demikian semua anggota kelompok harus saling membantu untuk mencapai tujuan pembelajaran. Keunggulan lain dari teknik ini adalah untuk mengatasi hambatan pemerataan kesempatan yang sering mewarnai kerja kelompok.
Kegiatan layanan bimbingan kelompok dengan teknik talking chip ini efektif dalam meningkatkan keberanian anggota kelompok dalam berpendapat. Pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dengan teknik talking chip sangat membantu anggota kelompok yang mempunyai keberanian berpendapat rendah. Anggota kelompok awalnya kurang percaya diri serta sulit dalam mengungkapnya pendapatnya saat ini sudah lebih berani dan lugas dalam memberikan pendapat.(*)
*Penulis
Lusiana Defita, S.Pd
Guru BK SMPN 2 Tayu, Kabupaten Pati, Jawa Tengah
PPG dalam jabatan kategori 1, LPTK Universitas PGRI Semarang