Jepara, infojateng.id – Mencegah meluasnya abrasi pantai Bondo, Blok Kropak, Desa Bondo, Kecamatan Bangsri, Penjabat (Pj) Bupati Jepara Edy Supriyanta mengajak masyarakat untuk bergotong royong membangun tanggul darurat dari bambu. Tanggul ini berfungsi untuk menghalau air laut agar tidak masuk ke wilayah pertanian.
Edy Supriyanta mengunjungi langsung lokasi persawahan warga yang terdampak abrasi. Ikut mendampingi Kepala DPUPR Ary Bachtiar, Kepala Dislutkan Wasiyanto, Plt. Kepala DKPP Ratib Zaini, Kepala BPBD Arwin Noor Isdiyanto, Kepala DLH Farikhah Elida, Kepala Diskominfo Arif Darmawan, dan Camat Bangsri Debby Nifandrian.
“Kita akan datangkan alat berat untuk membangun tanggul darurat yang akan menghalau abrasi yang lebih parah. Namun saya minta kerjasama dari pihak desa dan masyarakat untuk ikut bergotong-royong membangun tanggul ini,” kata Edy saat ditemui di pantai Bondo, Senin (17/10/2022) siang.
Edy juga akan menghubungi PLTU TJB agar ikut turut membantu kesulitan para petani atau warga di Desa Bondo, Kecamatan Bangsri ini tertangani. Khususnya permasalahan abrasi.
“Abrasi air laut sudah naik ke lahan persawahan. Tanggul bocor sepanjang 200 meter serta 1,5 kilometer sawah sudah terendam air laut,” ungkapnya.
Diharapkan, lanjut Edy, permasalahan abrasi ini segera tertangani. Jangan sampai air laut ini mencemari sumur-sumur warga, karena memang letaknya lumayan dekat dengan kawasan permukiman. Apalagi masuk ke permukiman mereka.
Sementara Kepala DPUPR Jepara Ary Bachtiar mengatakan, rencananya tanggul tersebut terbuat dari bambu panjang yang ditancapkan berjejer di tepi pantai dengan alat berat. Kemudian memanfatkan material di sekitar seperti pasir, untuk dimasukkan ke dalam sak, dan ditata memanjang sebagai tanggul atau penahan ombak.
“Kita rencanakan 2 Minggu ke depan, karena saat ini ada bersih sungai,” kata Ary.
Ary menambahkan, untuk rencana jangka panjang, memang lokasi tersebut membutuhkan breakwater (pemecah gelombang). Karena ini merupakan proyek besar, harus direncanakan dan dimasukkan terlebih dulu dalam program pembangunan jangka panjang.
“Karena dananya besar dan harus melalui paket proyek. Kalau tahun ini belum bisa. kemungkinan tahun 2024,” terangnya. (eko/redaksi)