Pati, infojateng.id – Dinas Pertanian (Dispertan) Kabupaten Pati sukses mengendalikan penyebaran Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang menyerang hewan terutama sapi. Hal itu tercapai karena proses vaksinasi yang cepat dan sosialisasi ke peternak terkait penanganan PMK berjalan dengan baik.
Berdasarkan data Dispertan, hingga awal September lalu, ada sebanyak 3.857 kasus PMK dengan kesembuhan mencapai 3.489 kasus. Selain itu, hanya ada 62 hewan mati akibat PMK dan 196 hewan yang dijual.
Kepala Dinas Pertanian (Dispertan) Pati Ir. Nikentri Meiningrum, M.Si melalui Kabid Peternakan Andi Hirawadi menjelaskan, sejak adanya virus PMK, pihaknya fokus pada penanganan PMK pada sapi dan kambing. Meski secara penyakit tidak menyebar ke manusia, namun kerugian yang dirasakan peternak akibat PMK sangat terasa.
“Untuk tahun ini, anggaran kita fokus ke sana (penanganan PMK, Red). Sebelumnya Pati mendapat 16 ribu dosis vaksin, kemudian pada Selasa (6/9), Pati kembali mendapat 20 ribu dosis vaksin. Selanjutnya, akhir September lalu Pati juga mendapat jatah vaksin 14.025,” urainya.
Andi menjelaskan, total vaksin yang diterima Dispertan Pati sebanyak 50.050 dosis. Sedangkan yang sudah terealisasi atau terdistribusi ke peternak hingga Oktober ini mencapai 32.816 dosis.
Pihaknya mengakui, belum semua populasi ternak di Pati mendapat vaksinasi, karena alokasi vaksin dari pemerintah pusat. Apalagi, jumlah atau populasi ternak di Pati sangat banyak.
“Populasi sapi terutama sapi potong di Pati masuk lima besar di Jateng. Jumlahnya hingga 116 ribu. Belum lagi, populasi kambing dan domba. Memang belum semua hewan ternak mendapat vaksinasi, namun hingga akhir Desember tahun ini kami maksimalkan distribusi jatah vaksin yang sudah didapat dari pemerintah pusat,” urainya.
Mengingat alokasi vaksin yang terbatas, Andi mengungkapkan, pelaksanaan vaksinasi difokuskan pada sapi betina. Karena, para peternak berharap sapi mereka bisa sehat hingga anakan sapi lahir. “Fokusnya di sapi betina. Selain itu, sapi yang berkategori rentan terserang PMK juga mendapat vaksinasi,” ungkapnya.
Menurutnya, usai vaksinasi, laporan kasus PMK berkurang drastis. “Selain karena vaksinasi, kasus PMK berkurang gratis juga karena masyarakat sudah bisa melakukan pencegahan dan penanganannya. Sebab, dari Dispertan sudah melakukan edukasi dan sosialisasi terutama kepada peternak yang padat populasi sapi,” urainya.
Jajaran Dispertan Pati juga membuka hotline bagi masyarakat yang ingin berkonsultasi terkait PMK. Yakni dengan menghubungi nomor 0821-3278-4786 atau bisa datang langsung ke kantor Dispertan di Jalan Diponegoro No 23, Pati.
Usai Vaksin, Hewan Ternak di Pati Gunakan Anting QR Code
Sementara itu, Pj Bupati Pati Henggar Budi Anggoro memantau langsung kegiatan penandaan dan pendataan hewan ternak menggunakan eartag (anting) Secure QR Code berbasis aplikasi Identik PKH, oleh Dispertan Pati. Acara ini didahului dengan pemberian vaksin Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).
Kegiatan itu berlangsung di kandang ternak milik Bapak Halimi di Desa Klecoregonang Kecamatan Winong, Kamis (20/10).
Pemberian vaksin ini terus dilakukan agar tercipta kekebalan tubuh pada hewan ternak sehingga tidak terkena virus PMK lagi.
Penandaan ternak yang telah divaksin PMK ini merupakan program dari Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) Kementerian Pertanian.
Penandaan dan pendataan pada ternak pascavaksinasi PMK ini, menurut Pj Bupati, dilaksanakan dengan memakai Eartag Secure QR Code yang terhubung dengan aplikasi “Identik PKH”, yang tersedia di Google PlayStore.
Penjabat (Pj) Bupati Pati Henggar Budi Anggoro bersama Kepala Dinas Pertanian Nikentri Meiningrum pun melihat langsung proses vaksinasi PMK dan pendataan ternak di Klecoregonang.
“Harapannya akan muncul kekebalan di tubuh ternak sehingga tidak terjangkit PMK. Mudah-mudahan ternak di Pati semua sehat,” harap Henggar.
Pj Bupati kemudian menyebut, dari 100 ribu lebih populasi ternak di Pati, hanya sekitar 3 ribu ternak yang terkena PMK. Itu pun sudah 90 persen sembuh.
“Sebenarnya hewan ternak di Pati, telah ditandai menggunakan Eartag QR Code secara bertahap. Itu sudah dilakukan sejak beberapa pekan lalu. Yang sudah ditandai sekitar 750 ternak,” pungkas Henggar.(redaksi)