SEMARANG – Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo memastikan stok pangan di wilayahnya aman menjelang bulan Suci Ramadan. Namun demikian, sistem distribusi dirasa menjadi kendala utama ditengah pandemi Covid-19 ini.
Secara keseluruhan, kebutuhan bahan pokok di Jateng menurut Ganjar masih mampu untuk mencukupi hingga tiga bukan ke depan. Bahkan pada kebutuhan pokok jenis tertentu seperti beras, mampu bertahan hingga tujuh bulan kedepan.
“Hari ini pangan Jateng masih aman. Stok dalam tiga bulan masih aman. Bergantung jenisnya, kalau untuk beras bisa bertahan sampai tujuh bulan. Permasalahan yang ada adalah soal distribusi transportasi langsung kepada konsumen,” papar Ganjar.
Meski begitu, ada pula beberapa jenis kebutuhan pokok yang mengalami penurunan harga maupun kekurangan. Untuk mengatasi hal tersebut, Ganjar telah menerjunkan dinas terkait agar memelototi perkembangan lebih serius. Jika sampai luput, dia khawatir akan memicu tingginya inflasi di Jawa Tengah.
“Hari ini mungkin harga ayam agak jatuh. Terus gula, sampai hari ini belum turun ke pasar, tapi pelan-pelan sudah dimasuki. Meski sudah turun tapi belum signifikan. Di lain itu bawang. Selain itu kita masih ok,” imbuhnya.
Sebagai catatan, Ganjar membeberkan pada bulan Maret inflasi di Jateng hanya 0,02 persen atau lebih rendah dari bulan Februari lalu yang sebesar 0,44 persen dan nasionalnya 0,10 persen. Namun dirinya juga telah menyiapkan strategi untuk menutup adanya kemungkinan pemicu melambungnya inflasi dari jalan lain.
Langkah yang diambil Ganjar untuk mengatasi distribusi tersebut adalah dengan memberdayakan para pengemudi ojek online maupun konvensional. Dengan catatan, karena masih di tengah Pandemi COVID-19, maka para pengendara ojek tersebut mesti diberi bekal pengetahuan tentang protokol kesehatan. Bahkan dalam waktu dekat Ganjar bakal meneken MoU dengan operator ojek online maupun konvensional.
“Ini pemberdayaan yang kita sampaikan agar komoditas yang tersedia bagus tapi distribusinya tidak lancar maka di tengahnya ini, yang distribusi mesti diisi. Inilah pentingnya kerjasama dengan para transporter (ojek) itu. Bisa mobil maupun sepeda motor. Sehingga ada lapangan kerja baru. Tentu dengan pengelolaan yang lebih ketat,” pungkasnya. (redaksi)